Peresmian IPA Buaran III oleh Gubernur Pramono Anung, Fasilitas Pengolahan Air Terbesar di ASEAN untuk Layani 350.000 Sambungan Rumah di Jakarta

Date: 2025-05-07

Category: Bisnis

Rangkuman Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III pada tanggal 6 Mei 2025, yang terletak di Jalan Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur. Instalasi ini dirancang untuk menjadi salah satu fasilitas pengolahan air terbesar di ASEAN, dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 liter per detik dan mampu melayani hingga 350.000 sambungan rumah baru, terutama di wilayah Jakarta Timur. Proyek ini merupakan bagian dari Program Prioritas 100 Hari Pramono untuk memperluas akses air bersih bagi warga Jakarta, dengan target penyelesaian pada April 2025. IPA Buaran III juga menggunakan teknologi pengolahan air Densadeg yang inovatif, memungkinkan pengolahan air dengan tingkat kekeruhan tinggi tanpa mengurangi kapasitas produksi. Selain itu, PAM JAYA, yang dipimpin oleh Direktur Utama Arief Nasrudin, berencana untuk memperluas layanan ini secara bertahap hingga tahun 2029, menjangkau lebih banyak wilayah di Jakarta dan kemungkinan juga ke daerah Bekasi.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III yang diharapkan dapat memperluas akses air bersih bagi warga Jakarta. Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin, menekankan komitmen untuk mempercepat pemerataan layanan air minum dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Proyek ini menggunakan teknologi Densadeg yang inovatif, memungkinkan pengolahan air yang lebih efisien dan cepat, serta mampu menangani air dengan tingkat kekeruhan tinggi. Selain itu, IPA Buaran III direncanakan untuk melayani hingga 350.000 sambungan rumah baru, menunjukkan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Dari sisi Konservatif: Peresmian IPA Buaran III oleh Gubernur Pramono Anung menandai langkah penting dalam pembangunan infrastruktur air bersih di Jakarta. Dengan kapasitas 3.000 liter per detik, instalasi ini diharapkan dapat mengaliri 350.000 sambungan rumah baru, terutama di Jakarta Timur. Pramono menekankan pentingnya tidak bergantung pada satu sumber air dan menargetkan pemenuhan kebutuhan air bersih secara menyeluruh pada tahun 2029. Investasi sebesar Rp 2,6 triliun dianggap sepadan dengan manfaat yang akan diterima masyarakat. Selain itu, ada kemungkinan pemanfaatan air untuk masyarakat luar Jakarta, seperti Bekasi, menunjukkan pendekatan pragmatis dalam pengelolaan sumber daya air.