Korupsi Proyek Gerobak UMKM dan Kebijakan Pendidikan Dedi Mulyadi tentang Wisuda dan Belanja Iklan

Date: 2025-05-07

Category: Politik

Rangkuman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana untuk mengirim siswa bermasalah ke barak militer sebagai bagian dari program pendidikan karakter yang dimulai pada 2 Mei 2025. Program ini bertujuan untuk mendidik siswa yang terindikasi terlibat dalam perilaku negatif seperti tawuran dan penyalahgunaan narkoba. Dedi menjelaskan bahwa siswa yang akan dikirim ke barak militer dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua, dengan fokus pada penguatan karakter, disiplin, dan tanggung jawab. Selain itu, Dedi juga melarang kegiatan wisuda di sekolah-sekolah di Jawa Barat, yang dianggap memberatkan orang tua, dan menggantinya dengan lomba video perpisahan sekolah dengan total hadiah Rp 165 juta. Dalam konteks ini, Menteri HAM, Natalius Pigai, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Dedi, menegaskan bahwa program tersebut tidak melanggar hak asasi manusia selama tidak disertai hukuman fisik. Sementara itu, Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, mengingatkan bahwa pendidikan untuk masyarakat sipil bukanlah ranah militer dan perlu dievaluasi lebih lanjut. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di Jawa Barat.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Tidak ada perspektif liberal. Dari sisi Konservatif: Dedi Mulyadi menekankan pentingnya mengurangi beban orangtua siswa dengan melarang wisuda di tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Ia berargumen bahwa wisuda seharusnya hanya dilakukan di perguruan tinggi dan menegaskan bahwa kenangan tidak hanya terbangun saat perpisahan, melainkan selama proses belajar. Dedi menyatakan, "Sudah jelas TK, SD, SMP, SMA, tidak boleh ada wisuda, sudah. Kenaikan kelas, kenaikan kelas. Kelulusan, kelulusan."