Pameran Indonesia-Arab Saudi di Masjid Istiqlal Dikecam Pengunjung karena Manajemen dan Isi yang Tidak Memuaskan

Date: 2025-05-07

Category: Agama

Rangkuman Pada tanggal 23 April 2025, Sofi (40) dan Siyani (45) mengalami luka-luka setelah diseruduk babi hutan saat mandi di Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, ketika pasangan suami istri tersebut sedang mandi di sumber mata air dekat rumah mereka. Babi hutan tersebut menyerang mereka dan juga sempat melukai warga yang datang untuk membantu. Keduanya dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis. Di Jakarta, Pameran Jembatan Persaudaraan Indonesia-Arab Saudi yang berlangsung di Masjid Istiqlal sejak 24 April 2025 menarik ribuan pengunjung, namun banyak yang merasa kecewa dengan manajemen dan isi pameran yang tidak sesuai ekspektasi. Pengunjung mengeluhkan antrean panjang dan kurangnya penjelasan dari petugas, yang sebagian besar tidak berbahasa Indonesia. Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, mengadakan Rapat Koordinasi untuk mendukung program penyediaan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ia mendorong pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam program ini, yang merupakan bagian dari inisiatif Presiden Prabowo Subianto. Di bidang pendidikan, Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti dampak negatif dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap pendapatan kantin sekolah dan beban tambahan bagi guru. Mereka mendesak evaluasi terhadap pelaksanaan program ini agar lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa. Terakhir, kasus korupsi terkait pengadaan gerobak UMKM melibatkan Bambang Widianto, yang didakwa memperkaya diri sendiri sebesar Rp 10 miliar. Proyek ini dilakukan di Kementerian Perdagangan pada tahun anggaran 2018 dan 2019, dengan jaksa menyebutkan bahwa tindakan tersebut merugikan keuangan negara.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Pameran Indonesia-Arab Saudi di Masjid Istiqlal mendapat kritik tajam dari pengunjung yang merasa kecewa karena tidak sesuai dengan ekspektasi. Banyak yang mengeluhkan manajemen yang buruk, antrean yang tidak teratur, dan kurangnya penjelasan dari petugas. Fasilitas yang dijanjikan, seperti virtual reality dan kaligrafi interaktif, tidak tersedia, sehingga menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Pengunjung juga menyoroti pentingnya pemisahan antrean antara laki-laki dan perempuan di lingkungan masjid, mencerminkan kebutuhan akan kenyamanan dan keamanan dalam acara tersebut. Dari sisi Konservatif: Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai mengganggu ekosistem ekonomi sekolah, terutama pendapatan kantin yang terpuruk akibat program ini. Penjaga kantin mengungkapkan bahwa MBG menggeser peran mereka tanpa adanya kolaborasi sebelumnya. Selain itu, program ini menambah beban bagi guru dalam distribusi makanan, yang dapat mengganggu proses belajar-mengajar. Ada juga perhatian terhadap kebutuhan gizi siswa dengan disabilitas yang tidak diperhatikan dalam penyediaan makanan, menunjukkan perlunya evaluasi kebijakan agar lebih adaptif terhadap realitas di sekolah.