Kritik Terhadap Keterlibatan TNI dalam Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah dan Pencurian Besi Jembatan Penyeberangan Orang di Cakung

Date: 2025-05-07

Category: Bisnis

Rangkuman Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia, yang diluncurkan pada awal tahun 2025, bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada siswa, terutama di daerah yang membutuhkan. Namun, program ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk kasus keracunan makanan yang melibatkan ratusan siswa di beberapa daerah seperti Cianjur, Bandung, Tasikmalaya, dan PALI. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa penyebab keracunan diduga akibat makanan yang dimasak terlalu awal dan tidak segera didistribusikan. Meskipun Presiden Prabowo Subianto mengklaim keberhasilan program ini mencapai 99,99 persen, kritik muncul terkait pengawasan dan kualitas makanan yang disajikan. Anggota DPR juga menyoroti perlunya evaluasi dan perbaikan dalam mekanisme kontrak kerja sama dengan katering untuk mencegah insiden serupa di masa depan. BGN berencana untuk memperketat prosedur distribusi dan melakukan pelatihan ulang bagi petugas dapur untuk meningkatkan kualitas layanan.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Tidak ada perspektif liberal. Dari sisi Konservatif: Anggota Komisi IX DPR Muazzim Akbar mengkhawatirkan pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang dianggapnya sebagai "bom waktu" karena realisasi anggaran yang baru terserap hanya 3% dari total Rp 71 triliun. Ia menyoroti masalah pengawasan dan kualitas makanan yang diberikan, seperti temuan ulat pada buah dan nasi yang berkualitas buruk. Muazzim menekankan perlunya evaluasi menyeluruh oleh Badan Gizi Nasional (BGN) terkait pelaksanaan program ini dan pengawasan terhadap SPPG yang ada.