Kenaikan Harga Kelapa Mengakibatkan Penurunan Omzet Rumah Makan hingga 40 Persen di Jakarta

Date: 2025-04-29

Category: Bisnis

Rangkuman Kenaikan harga kelapa dalam beberapa bulan terakhir telah berdampak signifikan pada omzet Rumah Makan Siang Malam Juanda yang terletak di depan Stasiun Juanda, Jakarta. Manajer rumah makan, Romi Chandra, mengungkapkan bahwa mereka mengalami penurunan omzet hingga 40 persen akibat kenaikan harga kelapa yang mempengaruhi biaya operasional, terutama penggunaan santan dalam masakan. Harga santan per kilogram yang sebelumnya sekitar Rp 17.000 kini melonjak menjadi lebih dari Rp 20.000. Romi menjelaskan bahwa mereka tidak mengurangi jumlah santan dalam masakan, tetapi mengurangi porsi yang disajikan untuk menjaga keuntungan. Kenaikan harga kelapa ini dimulai sejak bulan puasa dan disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk ekspor, yang mengakibatkan pasokan dalam negeri terbatas. Romi berharap pemerintah dapat menstabilkan harga kelapa dan menghentikan sementara ekspor untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Kenaikan harga kelapa yang signifikan telah menyebabkan dampak negatif pada pengusaha rumah makan, terutama yang mengandalkan santan dalam masakan mereka. Pengusaha seperti Romi Chandra dari Rumah Makan Siang Malam Juanda mengungkapkan penurunan omzet hingga 40 persen, yang menunjukkan betapa pentingnya stabilitas harga bahan baku untuk keberlangsungan usaha kecil. Ada seruan untuk intervensi pemerintah dalam menstabilkan harga dan menghentikan ekspor kelapa demi memenuhi kebutuhan domestik. Dari sisi Konservatif: Kenaikan harga kelapa disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk ekspor, yang mengakibatkan pasokan dalam negeri berkurang. Romi Chandra menjelaskan bahwa meskipun mereka tidak mengurangi porsi santan dalam masakan, mereka terpaksa mengurangi stok untuk menjaga keuntungan. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pengusaha lokal dalam menghadapi dinamika pasar global yang mempengaruhi harga bahan pokok.