Pelestarian Warisan Budaya dan Nilai Konferensi Asia Afrika untuk Generasi Masa Depan di Indonesia

Date: 2025-04-29
Category: Agama
Rangkuman Kementerian Kebudayaan menggelar seminar bertajuk 'Gedung Merdeka dan Nilai Warisan Dunia' di Gedung Merdeka, Bandung, pada peringatan Hari Warisan Dunia dan 70 tahun Konferensi Asia Afrika. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya pelestarian warisan budaya dan alam, dengan tema 'Disaster and Conflict Resilient Heritage' yang menyoroti ancaman terhadap warisan akibat bencana dan konflik. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan bahwa warisan budaya berfungsi sebagai jembatan hidup yang menghubungkan generasi dan mempererat hubungan antarbangsa. Ia juga mengingatkan tentang dampak konflik, seperti yang terjadi di Palestina, terhadap pelestarian warisan budaya. Indonesia telah melestarikan sepuluh warisan dunia dan mengajukan delapan belas situs untuk daftar tentatif UNESCO, meskipun menghadapi ancaman seperti kebakaran, gempa bumi, dan pariwisata massal. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, termasuk pembahasan mengenai arsip Konferensi Asia Afrika dan upaya Kota Bandung untuk mengajukan Gedung Merdeka sebagai warisan dunia. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan, mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat warisan budaya demi masa depan yang lebih damai dan berkeadilan.
Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Dalam seminar yang memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika, terdapat penekanan pada pentingnya menjaga warisan budaya sebagai cermin peradaban dan identitas bangsa. Poin-poin utama mencakup dorongan untuk merawat nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian yang diwariskan dari konferensi tersebut. Ada juga seruan untuk memperkuat solidaritas global melalui kerja sama budaya dan menjaga semangat 'Bandung Spirit' agar tetap relevan bagi generasi masa depan. Dari sisi Konservatif: Fadli Zon menyoroti ancaman nyata yang dihadapi warisan dunia di Indonesia, seperti risiko kebakaran, gempa bumi, dan tekanan pariwisata massal. Ia mendorong penerapan kajian dampak untuk mencegah kerusakan pada cagar budaya dan menekankan bahwa menjaga warisan dunia berarti menjaga martabat dan masa depan bangsa. Dalam konteks ini, ada penekanan pada pentingnya Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Asia dan Afrika, bukan sekadar pengikut.
Related Articles
Menbud Bicara Pelestarian Warisan Budaya sebagai Penghubung Antargenerasi
Source: Detik
Date: 2025-04-28
Bias Rate: 0.564337
Hoax Rate: 0.271879
Ideology Rate: 0.942225