Perjuangan Zaenal Abidin dalam Membangun Kesadaran Warga Pulau Kelapa untuk Memilah Sampah Melalui Bank Sampah

Date: 2025-04-29

Category: Kejahatan

Rangkuman Zaenal Abidin, seorang petugas bank sampah berusia 36 tahun, telah berjuang untuk meningkatkan kesadaran warga Pulau Kelapa mengenai pentingnya pengelolaan sampah sejak ia mulai bekerja pada tahun 2018. Pada awalnya, Pulau Kelapa dipenuhi sampah yang dibuang sembarangan, termasuk ke laut. Bersama Nuryanah, ia mendirikan bank sampah pada tahun 2019, namun sempat vakum karena kurangnya pengetahuan dan dana. Pada tahun 2020, mereka mengaktifkan kembali bank sampah dan mulai melakukan sosialisasi kepada warga. Meskipun menghadapi penolakan dan kemarahan dari beberapa warga saat meminta mereka untuk memilah sampah, Zaenal tetap berkomitmen untuk mendidik masyarakat. Ia menjelaskan pentingnya memilah sampah dan mengolah sampah organik menjadi kompos. Berkat usaha mereka, kini sebagian besar warga Pulau Kelapa telah menjadi nasabah bank sampah, dengan 106 anggota dari 166 kartu keluarga. Zaenal berharap semua warga dapat berpartisipasi dalam program ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Zaenal Abidin, seorang petugas bank sampah, berjuang untuk meningkatkan kesadaran warga Pulau Kelapa tentang pentingnya memilah sampah. Meskipun menghadapi penolakan dan kemarahan dari warga, Zaenal terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Ia menekankan bahwa memilah sampah bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagian dari upaya kolektif untuk menjaga lingkungan. Dengan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup, Zaenal berhasil mengaktifkan kembali bank sampah dan mendorong warga untuk berpartisipasi, sehingga kini banyak yang menjadi nasabah bank sampah. Dari sisi Konservatif: Perjuangan Zaenal Abidin sebagai petugas bank sampah di Pulau Kelapa tidaklah mudah. Ia harus menghadapi sikap skeptis dari warga yang merasa terganggu dengan proses pemilahan sampah. Meskipun sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan, Zaenal tetap berusaha memahami situasi dan terus mendorong warga untuk menyadari pentingnya memilah sampah. Dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, ia berhasil mengajak sebagian besar warga untuk berpartisipasi dalam program bank sampah, menunjukkan bahwa edukasi dan kesabaran dapat mengubah pandangan masyarakat.