Semen Indonesia Tingkatkan Penggunaan Bahan Alternatif untuk Tekan Emisi Karbon dan Dukung Ekonomi Sirkular

Date: 2025-06-07

Category: Bisnis

Rangkuman PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatat penggunaan dua juta ton bahan bakar dan bahan baku alternatif sepanjang tahun 2024 untuk menekan emisi karbon dari kegiatan industri. Penggunaan bahan bakar alternatif mencapai 0,5 juta ton, yang meningkatkan tingkat substitusi energi panas menjadi 7,56 persen dari 7,27 persen pada tahun 2023. Emisi karbon yang dihasilkan dari produksi semen PCC Semen Indonesia sebesar 494 kg CO2 per ton semen, lebih rendah dibandingkan rata-rata semen konvensional yang mencapai 800 kg CO2 per ton. Inisiatif ini melibatkan pemanfaatan biomassa, limbah industri, dan sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung pelestarian lingkungan. Selain itu, perusahaan juga menggunakan bahan baku alternatif dari limbah industri seperti limbah padat tembaga, debu batu bara, dan limbah padat kertas. Semen Indonesia berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mencapai net zero emission pada tahun 2050 melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif oleh PT Semen Indonesia mencerminkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan penerapan prinsip ekonomi sirkular. Inisiatif ini tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga membantu mengatasi masalah limbah perkotaan dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh pengelolaan sampah yang buruk. Dengan mengolah limbah menjadi produk bernilai, perusahaan berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan keberlanjutan industri. Dari sisi Konservatif: PT Semen Indonesia menunjukkan upaya nyata dalam mengurangi emisi karbon melalui penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku dari limbah industri. Dengan tingkat emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan semen konvensional, perusahaan ini berfokus pada efisiensi dan inovasi dalam proses produksi. Penggunaan refuse-derived fuel (RDF) juga membantu mengatasi masalah timbunan sampah, menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.