"Penulisan Sejarah Indonesia: Pentingnya Tone Positif untuk Persatuan dan Pembaruan Narasi Sejarah"

Date: 2025-06-07

Category: Agama

Rangkuman Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya penulisan sejarah Indonesia dengan nuansa positif untuk mempersatukan bangsa, saat ditemui di Jakarta pada 6 Juni. Ia berargumen bahwa penulisan sejarah yang memecah belah hanya akan menimbulkan perpecahan, sehingga fokus harus pada pencapaian dan prestasi masa lalu. Fadli menjelaskan bahwa penulisan sejarah ini dilakukan oleh sejarawan profesional dari berbagai universitas ternama, bukan oleh aktivis atau politikus, untuk memastikan kompetensi dan objektivitas. Ia juga menyoroti bahwa sudah lebih dari 26 tahun tidak ada pembaharuan dalam sejarah Indonesia, dan banyak temuan baru yang perlu diintegrasikan, seperti lukisan purba tertua dan penemuan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7, bukan abad ke-13. Fadli menekankan pentingnya menonjolkan perspektif perlawanan bangsa terhadap penjajahan, bukan hanya fakta bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: terdapat kekhawatiran dari sejumlah kelompok akademisi dan aktivis mengenai proyek penulisan sejarah yang mungkin menghasilkan satu narasi resmi yang dianggap benar. Mereka menekankan pentingnya keberagaman perspektif dalam penulisan sejarah dan mengkhawatirkan dominasi satu suara yang dapat mengabaikan pengalaman dan pandangan lain. Dari sisi Konservatif: Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya penulisan sejarah dengan nuansa positif untuk mempersatukan bangsa. Dia berargumen bahwa sejarah harus menonjolkan pencapaian dan perlawanan bangsa terhadap penjajah, serta mengupdate informasi yang sudah lama tidak ditulis. Fadli menegaskan bahwa penulisan sejarah harus dilakukan oleh sejarawan yang kompeten, bukan oleh aktivis atau politikus, untuk memastikan akurasi dan objektivitas.