"Fenomena Kidulting: Tren Nostalgia dan Pembelian Mainan di Kalangan Generasi Z dan Milenial"

Date: 2025-06-06
Category: Agama
Rangkuman Fenomena "kidulting" muncul di kalangan generasi Z dan milenial, yang kini berusia di atas 20 tahun, di mana mereka membeli mainan seperti boneka labubu dan edisi terbatas untuk memanjakan diri dengan kenangan masa kecil. Istilah "kidult" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1985 dalam majalah Times, menggambarkan orang dewasa yang bersikap kekanak-kanakan. Saat ini, demografi kidult menjadi pendorong utama industri mainan, dengan peningkatan penjualan sebesar 5,5 persen untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, sementara penjualan mainan untuk anak-anak justru menurun. Faktor-faktor seperti nostalgia, daya koleksi, dan fandom berkontribusi pada tren ini, yang semakin meningkat selama pandemi COVID-19 ketika banyak orang dewasa menemukan kembali kegembiraan dari hobi masa kecil. Perusahaan-perusahaan seperti Lego, Mattel, dan Marvel telah berhasil memanfaatkan fenomena ini, yang kini menjadi gaya hidup bagi orang-orang berusia lebih dari 20 tahun.
Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Fenomena "kidulting" di kalangan generasi Z dan milenial dipandang sebagai ekspresi kebebasan individu untuk menikmati kembali kenangan masa kecil. Artikel-artikel liberal menyoroti bagaimana orang dewasa kini merayakan nostalgia dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang dulunya dianggap kekanak-kanakan. Mereka menekankan pentingnya kesehatan mental dan bagaimana kegiatan ini dapat memberikan pelarian dari tekanan hidup sehari-hari. Selain itu, ada penekanan pada peran industri mainan yang beradaptasi dengan kebutuhan konsumen dewasa, menciptakan produk yang relevan dan menarik bagi mereka. Dari sisi Konservatif: Terdapat pandangan skeptis mengenai fenomena "kidulting," di mana beberapa artikel konservatif menganggapnya sebagai tanda kemunduran dalam kedewasaan. Mereka mungkin menyoroti bahwa orang dewasa yang terlibat dalam aktivitas yang dianggap kekanak-kanakan menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan kedewasaan. Ada juga penekanan pada nilai-nilai tradisional yang menganggap bahwa orang dewasa seharusnya fokus pada hal-hal yang lebih serius dan produktif, bukan terjebak dalam nostalgia masa kecil.
Related Articles
Mengenal fenomena "kidulting" yang dialami gen Z dan milenial
Source: Antara
Date: 2025-06-06
Bias Rate: 0.591553
Hoax Rate: 0.938649
Ideology Rate: 0.909645