Bantuan PBB ke Gaza Tertahan: Krisis Kemanusiaan dan Penangguhan Skema Bantuan AS

Date: 2025-06-06

Category: Bisnis

Rangkuman Program bantuan yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Gaza mengalami hambatan signifikan meskipun skema bantuan baru dari Amerika Serikat ditangguhkan. Pada tanggal 5 Juni, kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa pasokan bantuan yang masuk melalui perlintasan Kerem Shalom dari Israel sangat terbatas, dengan hanya sekitar 20 truk yang membawa bantuan makanan dan kesehatan. Meskipun ada upaya untuk mengoordinasikan pergerakan bantuan, banyak yang ditolak atau gagal, menyebabkan penurunan drastis dalam distribusi makanan, dari 1 juta makanan per hari pada akhir April menjadi hanya sedikit di atas 250.000 makanan per hari. Situasi di Gaza semakin memburuk dengan lebih dari 90 persen keluarga tidak memiliki uang untuk membeli makanan, dan banyak fasilitas kesehatan serta ruang belajar terpaksa ditutup akibat kurangnya pasokan dan kondisi yang tidak aman. OCHA menekankan perlunya akses tanpa hambatan bagi organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan secara efektif kepada masyarakat yang membutuhkan.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Artikel-artikel dari perspektif liberal menekankan pentingnya akses tanpa hambatan bagi organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza yang menderita akibat blokade. Mereka menggarisbawahi bahwa lebih dari 90 persen keluarga di Gaza tidak memiliki uang untuk membeli makanan, dan kondisi kelaparan semakin parah. Penekanan pada perlunya pembukaan semua perlintasan dan distribusi bantuan yang tepat dan teruji menjadi sorotan, dengan kritik terhadap metode distribusi baru yang dianggap tidak efektif dan berpotensi berbahaya bagi masyarakat. Dari sisi Konservatif: Artikel-artikel dari perspektif konservatif cenderung fokus pada tantangan keamanan yang dihadapi dalam pengiriman bantuan ke Gaza. Mereka mencatat bahwa otoritas Israel terus menolak beberapa upaya koordinasi untuk pengiriman pasokan, termasuk air dan nutrisi, dengan alasan keamanan. Penekanan pada perlunya menjaga keamanan dan logistik dalam pengiriman bantuan menjadi hal yang dominan, serta pengakuan terhadap upaya yang berhasil meskipun dalam kondisi yang sulit.