Khotbah Idul Adha Anies Baswedan: Menggugah Kesadaran Sosial dan Keadilan dalam Pembangunan Kota

Date: 2025-06-06

Category: Agama

Rangkuman Pada Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah yang jatuh pada 6 Juni 2025, berbagai kegiatan kurban dilaksanakan di seluruh Indonesia. Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menyerahkan 10 ekor sapi untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar dan pegawai kementerian di Jakarta. Di Kepulauan Seribu, Bupati Muhammad Fadjar Churniawan memastikan distribusi daging kurban merata kepada warga, dengan pemotongan hewan kurban dilakukan secara higienis. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyerahkan 9.648 hewan kurban, termasuk sapi dan kambing, untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Di Masjid Istiqlal, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyerahkan sapi kurban seberat 1,25 ton dan 1,1 ton, yang akan disembelih pada 7 Juni 2025 dan dagingnya akan dibagikan kepada anak yatim. Anies Baswedan, saat menjadi khatib di Masjid Al-Azhar, menekankan pentingnya keadilan sosial dan pengorbanan dalam konteks kepemimpinan. Sementara itu, di Ancol, masyarakat melaksanakan shalat Idul Adha dan menikmati suasana pantai setelahnya. Berbagai lembaga, termasuk Gereja Katedral Jakarta, juga berpartisipasi dengan menyumbangkan hewan kurban. Kegiatan ini menunjukkan semangat berbagi dan kepedulian sosial di tengah masyarakat, mencerminkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perayaan Idul Adha.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Anies Baswedan menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat, mengkritik sistem yang mengabaikan kompetensi demi koneksi. Dalam doanya, ia mengungkapkan luka yang dialami masyarakat dan menyerukan keberanian untuk bertindak menghadapi ketimpangan. Ia juga menyoroti perlunya masyarakat untuk tidak hanya tertegun melihat kezaliman, tetapi berani mendekat dan berjuang untuk keadilan, menciptakan perubahan meski kecil. Dari sisi Konservatif: Anies Baswedan menggarisbawahi bahwa kesenjangan sosial bukanlah takdir, melainkan hasil dari sistem yang tidak pernah dikoreksi. Ia memberikan contoh nyata ketimpangan di kota besar, seperti perbedaan mencolok antara masyarakat yang menikmati kemewahan dan mereka yang berjuang untuk bertahan hidup. Anies mengaitkan isu ini dengan kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab yang berusaha menciptakan keadilan struktural melalui perubahan aturan, menunjukkan perlunya tindakan konkret untuk mengatasi masalah sosial.