Komitmen Kementerian Pekerjaan Umum dalam Penyediaan Air Minum Bersih dan Tantangan Cakupan Layanan Perpipaan di Indonesia

Date: 2025-06-05

Category: Bisnis

Rangkuman Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan komitmennya untuk menyediakan air minum yang bersih, layak, dan sehat bagi masyarakat Indonesia. Pada hari Kamis di Jakarta, Dody menyampaikan bahwa Kementerian PU terus berupaya meningkatkan pelayanan air minum melalui pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) regional. Salah satu proyek yang diharapkan dapat meningkatkan akses air minum adalah SPAM regional Wosusokas, yang ditargetkan untuk menambah 60.000 sambungan rumah di Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, dan Kota Surakarta. Meskipun akses air minum layak di Indonesia mencapai 92,64 persen menurut survei Badan Pusat Statistik tahun 2024, Ketua Umum Perpamsi, Arief Wisnu Cahyono, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai cakupan layanan perpipaan yang masih rendah dan tantangan tarif yang kurang menarik. Ia juga menekankan pentingnya program regionalisasi untuk mengatasi kesenjangan dalam penyediaan air minum. SPAM merupakan sistem terpadu yang mencakup fasilitas produksi, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi air untuk memastikan ketersediaan air minum yang aman dan berkualitas bagi masyarakat.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menekankan komitmen pemerintah dalam menyediakan air minum yang bersih, layak, dan sehat bagi masyarakat. Fokus pada peningkatan pelayanan dan pembangunan sistem penyediaan air minum regional menunjukkan upaya untuk mengoptimalkan akses air bersih. Survei menunjukkan bahwa akses air minum layak di Indonesia mencapai 92,64 persen, namun masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti rendahnya cakupan layanan perpipaan. Dari sisi Konservatif: Ketua Umum Perpamsi, Arief Wisnu Cahyono, mengungkapkan keluhan mengenai cakupan layanan perpipaan yang masih rendah dan tantangan tarif yang kurang menarik. Ia menekankan perlunya mendorong program regionalisasi untuk meningkatkan layanan air minum. Keterbatasan dalam rehabilitasi aset juga menjadi perhatian, menunjukkan kebutuhan untuk memperbaiki infrastruktur yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.