"Penurunan Angka Pengangguran di Indonesia dan Tantangan Pembukaan Lapangan Pekerjaan di Tengah Antusiasme Tinggi Pencari Kerja"

Date: 2025-06-04

Category: Pemerintahan

Rangkuman Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengklaim bahwa angka pengangguran terbuka di Indonesia menurun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen pada Februari 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Ia menyatakan bahwa peningkatan lapangan pekerjaan juga terlihat dengan meningkatnya persentase pekerja penuh waktu dari 65,6 persen menjadi 66,2 persen. Namun, ia mengakui adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menyebabkan angka pengangguran absolut meningkat, terutama dengan bertambahnya angkatan kerja baru. Di sisi lain, kericuhan terjadi di job fair di Bekasi pada 27 Mei 2025, di mana sembilan pencari kerja pingsan akibat berdesak-desakan, menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk mencari pekerjaan. Direktur Eksekutif Migrant Watch, Aznil Tan, menilai insiden tersebut sebagai tanda darurat lapangan pekerjaan di Indonesia dan mendesak pemerintah untuk segera fokus pada pembukaan lapangan kerja yang nyata dan sistemik.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Kejadian kericuhan di job fair Bekasi diinterpretasikan sebagai tanda darurat lapangan pekerjaan di Indonesia. Aznil Tan, Direktur Eksekutif Migrant Watch, menekankan bahwa tingginya antusiasme masyarakat untuk mencari pekerjaan sampai menyebabkan pingsan adalah sinyal bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan nyata untuk membuka lapangan pekerjaan yang sistemik. Ia menyatakan, "Ini bukan warning lagi, ini sudah darurat lapangan pekerjaan." Dari sisi Konservatif: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengklaim bahwa angka pengangguran terbuka di Indonesia menurun, merujuk pada data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan penurunan dari 4,82 persen ke 4,76 persen. Ia optimis bahwa pemerintah akan terus membuka lapangan pekerjaan meskipun ada tantangan, dan menyebutkan bahwa indikator-indikator ekonomi masih cukup baik. Hasan juga mengakui adanya gelombang pemutusan hubungan kerja, tetapi menekankan bahwa ini tidak hanya disebabkan oleh PHK, melainkan juga oleh bertambahnya angkatan kerja baru.