"Waspadai Ancaman Terorisme dan Ekstremisme di Ruang Digital: Peran Generasi Muda dan Kerja Sama Multi-Pihak"

Date: 2025-06-04
Category: Politik
Rangkuman Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk waspada terhadap penyebaran paham ekstremisme dan terorisme di ruang digital. Pernyataan ini disampaikan oleh analis kebijakan BNPT, Alfroda Heanitu Panjaitan, pada Selasa, 3 Juni, di Semarang, dalam acara pemutaran film dokumenter "Road to Resilience" dan bedah buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah." Ia menekankan pentingnya pencegahan terorisme di era digital, mengingat tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia. Pakar antiterorisme, Dr. Noor Huda Ismail, juga menyoroti pergeseran tren penyebaran paham terorisme yang kini lebih acak dan dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Dalam film dokumenter tersebut, kisah Febri Ramdani, seorang WNI yang berangkat ke Suriah, menggambarkan bagaimana propaganda di media sosial seringkali bertolak belakang dengan kenyataan yang dihadapi. Febri mengungkapkan bahwa meskipun niat awalnya hanya untuk bertemu ibunya, ia terjebak dalam situasi yang sulit dan stigma saat kembali ke Indonesia. Keduanya menekankan perlunya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk dinas pendidikan dan kementerian komunikasi, untuk meningkatkan literasi digital dan penanaman karakter di kalangan generasi muda.
Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Artikel-artikel dengan perspektif liberal menekankan pentingnya kesadaran akan ancaman terorisme di ruang digital, terutama bagi generasi muda. Mereka menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk dinas pendidikan dan kementerian komunikasi, untuk meningkatkan literasi digital dan penanaman karakter. Narasi yang diusung berfokus pada dampak negatif dari propaganda ekstremisme yang menyasar individu dari berbagai latar belakang, serta pentingnya pendekatan yang lebih modern dalam menangani isu ini. Dari sisi Konservatif: Artikel-artikel dengan perspektif konservatif menyoroti perubahan tren dalam penyebaran paham terorisme yang kini lebih acak dan tidak terikat pada kelompok tertentu. Mereka menekankan bahwa pendekatan lama dalam penanganan terorisme tidak lagi efektif, dan perlu adanya strategi baru yang lebih adaptif terhadap perkembangan digital. Penekanan pada pengalaman individu yang terjebak dalam propaganda terorisme, seperti yang dialami oleh Febri Ramdani, menjadi sorotan penting, menunjukkan bahwa realitas sering kali berbeda dari informasi yang disebarkan di media sosial.
Related Articles
BNPT: Waspadai ancaman terorisme di ruang digital
Source: Antara
Date: 2025-06-04
Bias Rate: 0.481449
Hoax Rate: 0.591652
Ideology Rate: 0.886934