Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat: Peringkat 9 Kota Tercemar di Dunia dan Dampaknya bagi Kesehatan Masyarakat

Date: 2025-06-04

Category: Transportasi

Rangkuman Kualitas udara di Jakarta pada Rabu pagi, 4 Juni 2025, tercatat dalam kategori tidak sehat dengan indeks kualitas udara (AQI) mencapai 138, menempatkan kota ini di peringkat sembilan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Data dari IQAir menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, orang tua, dan penderita penyakit pernapasan. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi polusi, seperti pemasangan alat water mist di gedung-gedung tinggi, kualitas udara tetap tidak membaik. Pada hari yang sama, kota Santiago di Chili mencatat AQI tertinggi di dunia dengan angka 167. Masyarakat diimbau untuk mengenakan masker dan menghindari aktivitas di luar ruangan untuk melindungi kesehatan mereka.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Kualitas udara Jakarta pada hari ini dikategorikan "tidak sehat" dengan indeks kualitas udara mencapai 172, yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi kelompok sensitif seperti anak-anak dan orang lanjut usia. Artikel menekankan pentingnya kesadaran akan dampak polusi udara dan merekomendasikan tindakan preventif seperti mengenakan masker dan menghindari aktivitas luar ruangan. Upaya pemerintah dalam mengatasi polusi, seperti pemasangan water mist di gedung-gedung tinggi, dipertanyakan efektivitasnya mengingat kondisi udara yang masih buruk. Dari sisi Konservatif: Jakarta kembali masuk dalam peringkat sembilan kota paling tercemar di dunia dengan indeks kualitas udara 138. Artikel ini menyoroti langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, termasuk pemasangan alat water mist, namun menunjukkan bahwa pencemaran udara masih belum tertangani secara optimal. Penekanan pada perlunya tindakan nyata dan respons cepat dari pemerintah untuk mengatasi masalah polusi udara menjadi fokus utama, dengan rekomendasi untuk menggunakan penyaring udara dan menutup jendela.