Skandal Kolusi Tender Pipa Gas Cisem 2: KPPU Siap Bawa Kasus ke Persidangan dengan Lima Pihak Terlapor

Date: 2025-06-03

Category: Bisnis

Rangkuman Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menyelesaikan investigasi terkait dugaan kolusi dalam tender megaproyek Pipa Gas Cirebon–Semarang (Cisem) Tahap 2 yang bernilai hampir Rp 3 triliun. Proyek ini, yang dibiayai sepenuhnya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui kontrak tahun jamak dari 2024 hingga 2026, bertujuan untuk mendukung distribusi gas di kawasan industri Jawa Tengah. Tender diumumkan pada 23 April 2024 dan dimenangkan oleh konsorsium KSO PT Timas Suplindo dan PT Pratiwi Putri Sulung. Namun, investigasi KPPU menemukan indikasi persekongkolan horizontal antarperusahaan dan vertikal dengan kelompok kerja pemilihan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). KPPU telah menetapkan lima pihak sebagai terlapor, termasuk kedua perusahaan pemenang tender dan beberapa lainnya. Dengan bukti awal yang cukup, KPPU berencana membawa kasus ini ke persidangan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ketua KPPU menekankan pentingnya integritas dalam proyek strategis nasional dan berkomitmen untuk menindak praktik curang dalam pengadaan barang dan jasa negara.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Kasus ini menunjukkan adanya dugaan kolusi dalam tender proyek Pipa Gas Cirebon–Semarang (Cisem) Tahap 2, yang berpotensi merugikan negara dan mengurangi kepercayaan investor. Investigasi KPPU mengungkapkan persekongkolan horizontal antarperusahaan dan vertikal dengan panitia tender, menekankan pentingnya integritas dalam proyek strategis nasional. Ketua KPPU menegaskan bahwa sektor energi harus menjadi contoh dalam tata kelola yang baik, bukan sarang kolusi. Dari sisi Konservatif: Kasus ini menyoroti pelanggaran hukum dalam proses tender yang melibatkan konsorsium besar dan panitia pemilihan dari Kementerian ESDM. KPPU telah menetapkan lima pihak sebagai terlapor, menunjukkan komitmen untuk menindak praktik curang dalam pengadaan barang dan jasa negara. Proyek ini, yang dibiayai oleh APBN, diharapkan dapat mendukung distribusi gas untuk kawasan industri, meskipun ada kekhawatiran tentang kolusi yang dapat merusak efisiensi anggaran.