"Danantara Indonesia Perlu Cermati Afiliasi Kerja Sama dengan Blackrock dan Evaluasi Nilai-nilai Pancasila dalam Investasi"

Date: 2025-06-03

Category: Bisnis

Rangkuman Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) perlu memperhatikan kedalaman afiliasi perusahaan yang akan diajak kerja sama. Pada Selasa, 13 Mei, CEO Danantara, Rosan Roeslani, bertemu dengan senior managing director BlackRock di New York untuk menjajaki kemitraan strategis yang bertujuan mendorong investasi berkelanjutan. Wijayanto menyarankan agar Danantara menyusun kebijakan dan strategi investasi untuk memberikan panduan dalam pengambilan keputusan. Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dalam menjalin kerja sama, asalkan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang. Di sisi lain, anggota Komisi XI DPR RI, Muhammad Kholid, mengingatkan agar Danantara melakukan evaluasi menyeluruh terhadap latar belakang BlackRock, terutama terkait afiliasi dengan industri militer Israel, dan meminta agar rencana kerja sama dibatalkan jika terbukti ada keterkaitan.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Wijayanto menekankan pentingnya keterbukaan dalam menjalin kerja sama, termasuk dengan perusahaan investasi global seperti Blackrock, yang dapat memberikan manfaat finansial dan strategis. Ia melihat potensi sinergi antara prioritas pembangunan Indonesia dan kekuatan global Blackrock dalam pengelolaan aset dan infrastruktur digital. Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai kolaboratif dan pragmatis dalam investasi. Dari sisi Konservatif: Muhammad Kholid mengingatkan agar Danantara Indonesia melakukan evaluasi menyeluruh terhadap latar belakang dan portofolio investasi Blackrock, terutama terkait afiliasi dengan industri militer Israel. Ia menekankan bahwa setiap langkah investasi harus berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan komitmen terhadap kemanusiaan, serta menegaskan bahwa jika ada keterkaitan dengan pendanaan yang merugikan, rencana kerja sama harus dibatalkan.