Dua Warga Penjaringan Terkena DBD, Satu Dalam Kondisi Kritis dan Permintaan Fogging Ditolak oleh Kelurahan

Date: 2025-04-25

Category: Kejahatan

Rangkuman Dua warga di RT 06/RW 16, Penjaringan, Jakarta Utara, terkonfirmasi positif terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tanggal 25 April 2025. Salah satu dari mereka adalah seorang pelajar SMP perempuan yang saat ini berada dalam kondisi kritis dan dirawat di ruang ICU, sedangkan yang lainnya adalah seorang pria yang baru lulus SMA. Ketua RT, Ahmad Kamal, melaporkan bahwa kedua pasien dirawat di rumah sakit Duta Indah di daerah Teluk Gong. Ahmad telah meminta pihak kelurahan untuk melakukan fogging guna mencegah penyebaran DBD, namun permintaan tersebut ditolak dengan alasan prioritas diberikan kepada wilayah lain yang juga mengalami kasus DBD, termasuk yang telah menyebabkan kematian. Sebagai alternatif, Ahmad berencana untuk melakukan fogging secara mandiri untuk melindungi warga di lingkungan RT-nya.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Dalam artikel ini, penekanan pada pentingnya tindakan pencegahan terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) sangat jelas. Ketua RT 06, Ahmad Kamal, mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi kesehatan warganya, terutama seorang pelajar SMP yang berada dalam kondisi kritis di ruang ICU. Permintaan untuk melakukan fogging sebagai langkah pencegahan ditolak oleh pihak kelurahan, yang lebih memprioritaskan wilayah lain. Ahmad berencana untuk melakukan fogging secara mandiri, menunjukkan inisiatif masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan yang mendesak. Dari sisi Konservatif: Artikel ini menyoroti kekecewaan Ketua RT 06, Ahmad, terhadap penolakan permintaan fogging oleh pihak kelurahan. Ahmad menegaskan bahwa dua warganya yang terjangkit DBD, termasuk seorang pelajar SMP yang kritis, memerlukan tindakan segera untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Penolakan tersebut dianggap tidak tepat, mengingat situasi darurat yang dihadapi oleh warganya. Ahmad bertekad untuk mengambil langkah sendiri dengan melakukan fogging mandiri, mencerminkan sikap proaktif dalam menghadapi tantangan kesehatan di komunitasnya.