Kejagung Sita Aset Sritex untuk Pemulihan Keuangan Negara dan Penyelesaian Kasus Korupsi Kredit

Date: 2025-06-03

Category: Korupsi

Rangkuman Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menangani kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), yang menyebabkan kredit macet mencapai Rp 3,58 triliun per Oktober 2024. Pada tanggal 2 Juni 2025, Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini, yang juga melibatkan dua pejabat dari Bank BNI dan Komisaris Utama Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Kejagung menyatakan bahwa mereka akan mendahulukan proses kepailitan Sritex sebelum menyita aset terkait kasus korupsi, dengan fokus pada pemenuhan hak-hak kreditur dan pekerja. Saat ini, penyidik masih melakukan inventarisasi aset Sritex dan mendalami peran Iwan Kurniawan dalam pengajuan kredit kepada bank-bank daerah dan pemerintah. Selain itu, Kejagung juga memeriksa pejabat dari Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta Bank DKI Jakarta, yang terlibat dalam pemberian kredit kepada Sritex.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Tidak ada perspektif liberal yang tersedia. Dari sisi Konservatif: Kejaksaan Agung mendahulukan kurator untuk menyita aset Sritex guna menyelesaikan urusan kepailitan dan memenuhi hak-hak pekerja. Penegakan hukum korupsi berjalan bersamaan dengan pemenuhan hak-hak tersebut. Tersangka dalam kasus ini termasuk Komisaris Utama Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, yang terlibat dalam pemberian kredit yang merugikan negara. Angka kredit macet mencapai Rp 3,58 triliun, dengan tindakan melawan hukum ditemukan pada BJB dan Bank DKI. Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi.