Kesadaran Global Melalui Ibadah Haji di Tengah Praktik Kolonialisme Modern dan Dominasi Geopolitik

Date: 2025-06-02

Category: Agama

Rangkuman Ibadah haji dipandang sebagai sebuah protes suci terhadap sistem dunia yang tidak adil dan penuh ambisi. Dalam konteks kekerasan dan manipulasi geopolitik yang melanda berbagai kawasan, haji menjadi simbol kesadaran global yang menekankan persamaan dan penghormatan terhadap martabat semua manusia. Pada saat pelaksanaan haji, jutaan orang berkumpul di Arafah untuk berdoa dalam kekhusyukan, tanpa senjata atau pidato politik, menciptakan gambaran dunia ideal yang bebas dari agresi, pengungsi, dan konflik. Ibadah ini bukan sekadar ritual religius, melainkan sebuah ritus revolusioner yang menyerukan perlunya menghapus dominasi dan ketidakadilan yang telah menjadi penyakit kronis dalam hubungan internasional. Dengan demikian, haji berfungsi sebagai cermin kritis yang mengajak masyarakat dunia untuk saling menghormati dan memahami bahwa mereka tidak berhak saling menindas.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Ibadah haji dipandang sebagai cermin kritis untuk kesadaran global, menekankan pentingnya persamaan dan penghormatan terhadap martabat semua warga dunia. Haji bukan sekadar ritual, melainkan "protes suci" terhadap sistem dunia yang timpang, menyerukan dunia tanpa agresor dan ketidakadilan. Dalam konteks ini, haji menjadi simbol harapan untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana semua orang saling membutuhkan dan tidak saling menindas. Dari sisi Konservatif: Ibadah haji dianggap sebagai ritus revolusioner yang menantang dominasi dan ambisi global. Haji bukan hanya pelarian religius, tetapi juga unjuk rasa suci yang menyoroti penyakit kronis dalam hubungan internasional. Dalam pandangan ini, haji mengajak umat untuk merenungkan kondisi dunia yang penuh konflik dan ketidakadilan, serta mengharapkan terciptanya kedamaian tanpa senjata dan kekerasan.