"Perjuangan dan Tantangan Partai Persatuan Pembangunan: Dari Warisan Ulama hingga Konflik Internal"

Date: 2025-06-02
Category: Politik
Rangkuman Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami tantangan besar dalam mempertahankan marwahnya sebagai partai Islam di tengah pragmatisme politik yang merusak. Dikenal sebagai partai warisan ulama, PPP kehilangan sosok kharismatik seperti KH Maimun Zubair, yang merupakan Ketua Majelis Syariah PPP hingga wafatnya pada 6 Agustus 2019. Dalam sejarahnya, PPP, bersama PDI Perjuangan dan Golkar, merupakan partai yang dibentuk di era Orde Baru dan sering kali terjebak dalam konflik internal. Sejak Reformasi, daya tarik PPP semakin pudar akibat perselisihan antar kader yang memperebutkan jabatan, serta hilangnya tokoh-tokoh berpengaruh seperti Ismail Hasan Metareum dan KH Alawi Muhammad. Momen bersejarah terjadi ketika KH Alawi Muhammad, meskipun dihadang oleh oknum berseragam saat berkampanye, tetap mampu menyampaikan pidato dengan semangat yang mengesankan massa. Kini, PPP menghadapi tantangan untuk menjaga identitas dan soliditasnya di tengah dinamika politik yang terus berubah.
Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: tidak ada perspektif liberal. Dari sisi Konservatif: PPP menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan marwah partai di tengah pragmatisme yang merusak. Sosok KH Maimun Zubair, yang dikenal sebagai ulama kharismatik, menjadi simbol soliditas partai yang kini kehilangan tokoh-tokoh berpengaruh. Konflik internal yang kronis dan persaingan antar kader untuk jabatan semakin melemahkan daya tarik PPP pasca-Reformasi. Sejarah perjuangan tokoh-tokoh seperti KH Alawi Muhammad yang berani mengkritik rezim Orde Baru menjadi sorotan, menunjukkan betapa pentingnya keberanian dalam mempertahankan prinsip.
Related Articles
PPP: Antara Pragmatisme dan Marwah Partai Islam
Source: Kompas
Date: 2025-06-02
Bias Rate: 0.697141
Hoax Rate: 0.864095
Ideology Rate: 0.920612