SMK Karya Pembaharuan Bekasi Batalkan Perpisahan ke Bali dan Kembalikan Iuran kepada Wali Murid

Date: 2025-04-25

Category: Pemerintahan

Rangkuman SMK Karya Pembaharuan di Kabupaten Bekasi membantah tuduhan mengenai biaya perpisahan ke Bali yang mencapai Rp 6 juta, menjelaskan bahwa biaya sebenarnya adalah Rp 3,6 juta untuk 179 siswa angkatan 2022/2023. Penjelasan ini disampaikan oleh Kepala SMK, Ahmad Tetuko Taqiyudin, setelah seorang wali murid mengadukan masalah ini kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada 24 April 2025. Dalam kesepakatan awal, wali murid telah menyetujui iuran bulanan sebesar Rp 300.000 selama tiga tahun, yang mencakup sumbangan pembinaan pendidikan dan tabungan untuk ujian serta ijazah. Rencana perpisahan ke Bali yang dijadwalkan pada Juni 2025 dibatalkan setelah adanya aduan, dan pihak sekolah berkomitmen untuk mengembalikan uang iuran yang telah terkumpul, sekitar Rp 500 juta, setelah kelulusan. Kegiatan perpisahan di luar kota sebelumnya telah menjadi tradisi di sekolah ini, dengan lokasi sebelumnya di Yogyakarta dan Bali. Setelah pembatalan, sekolah mempertimbangkan untuk mengadakan perpisahan secara internal di lingkungan sekolah.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Rencana study tour ke Bali oleh SMK Karya Pembaharuan di Kabupaten Bekasi menuai kritik tajam dari orang tua siswa yang merasa terbebani dengan biaya yang tinggi, yakni Rp 5-6 juta per siswa. Seorang ibu mengungkapkan keluhannya langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti pentingnya transparansi biaya dan kebijakan yang mempertimbangkan kondisi ekonomi orang tua. Gubernur pun meminta agar rencana tersebut dibatalkan, menegaskan bahwa izin kegiatan sekolah berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi. Dari sisi Konservatif: SMK Karya Pembaharuan akhirnya membatalkan rencana perpisahan ke Bali setelah menerima tekanan dari orang tua siswa dan pemerintah. Kepala sekolah, Ahmad Tetuko Taqiyudin, mengumumkan bahwa iuran yang terkumpul sekitar Rp 500 juta akan dikembalikan kepada wali murid. Meskipun kegiatan perpisahan di Bali telah menjadi tradisi, sekolah mempertimbangkan untuk menggelar acara secara internal di lingkungan sekolah. Keputusan ini menunjukkan respons cepat terhadap keluhan masyarakat dan kepatuhan terhadap arahan pemerintah.