Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Istri ke Asia Tenggara: Insiden di Vietnam dan Momen Mesra di Indonesia

Date: 2025-06-02

Category: Politik

Rangkuman Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, melakukan kunjungan resmi ke Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Indonesia, pada akhir Mei 2025. Mereka tiba di Hanoi, Vietnam, pada tanggal 25 Mei, di mana insiden viral terjadi ketika Brigitte menoyor wajah Macron saat turun dari pesawat. Meskipun insiden tersebut menjadi sorotan, Macron menegaskan bahwa itu hanya bercanda dan tidak ada perselisihan di antara mereka. Setelah Vietnam, pasangan ini melanjutkan perjalanan ke Indonesia pada tanggal 27 Mei, di mana mereka disambut dengan hangat. Di Jakarta, mereka terlihat bergandengan tangan saat turun dari pesawat dan menikmati sambutan tarian Betawi sebelum melanjutkan agenda resmi, termasuk pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto. Kunjungan ini menunjukkan kedekatan antara kedua pemimpin dan diakhiri dengan gestur kiss bye sebelum Macron dan Brigitte terbang ke Singapura.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Artikel-artikel dari perspektif liberal menyoroti momen mesra antara Presiden Macron dan istrinya, Brigitte, saat tiba di Indonesia, menekankan pentingnya hubungan diplomatik yang positif. Mereka mencatat bagaimana pasangan tersebut bergandengan tangan dan menikmati sambutan tarian Betawi, menciptakan citra yang harmonis dan bersahabat. Selain itu, ada penekanan pada kunjungan kerja yang produktif dan kolaborasi antara Prancis dan Indonesia, serta bagaimana insiden kecil di Vietnam tidak mempengaruhi hubungan mereka. Dari sisi Konservatif: Artikel-artikel dari perspektif konservatif lebih fokus pada insiden "ditoyor" yang terjadi di Vietnam, menyoroti reaksi Macron yang merasa heran mengapa hal tersebut menjadi perhatian besar. Mereka mencatat bahwa Macron membantah adanya perselisihan rumah tangga dan menyebut insiden itu sebagai lelucon. Ada juga penekanan pada keterlibatan pihak luar yang dianggap memanfaatkan situasi tersebut untuk memberikan komentar negatif, menunjukkan kekhawatiran terhadap pengaruh eksternal dalam opini publik.