Usulan Taman Siswa di Yogyakarta Sebagai Sekolah Rakyat Diterima Menteri Sosial untuk Kajian dan Pengembangan Sekolah 2025

Date: 2025-04-25

Category: Politik

Rangkuman Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengusulkan kepada Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), agar sekolah Taman Siswa difungsikan sebagai Sekolah Rakyat. Usulan ini disampaikan pada 25 April 2025, dengan Hasto menegaskan bahwa sarana dan prasarana Taman Siswa siap digunakan. Gus Ipul menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan bahwa pada tahun 2025, akan dibangun 200 Sekolah Rakyat yang dilengkapi dengan asrama, lapangan bola, dan teknologi canggih, termasuk papan tulis digital. Sekolah ini akan menerima anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, serta anak-anak dengan IQ rendah, dengan tujuan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Setiap Sekolah Rakyat akan menampung 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA dan akan tersebar di 500 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, berpotensi meningkatkan akses pendidikan bagi sekitar 500 ribu anak miskin. Sebelum keputusan akhir diambil, tim Sekolah Rakyat akan mengkaji usulan tersebut dan melakukan musyawarah dengan pihak terkait.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengusulkan agar Taman Siswa difungsikan sebagai Sekolah Rakyat, menekankan bahwa sekolah tersebut memiliki sejarah sebagai Sekolah Rakyat. Usulan ini disambut baik oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang berencana membangun 200 Sekolah Rakyat pada tahun 2025, dilengkapi dengan fasilitas modern dan asrama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak dari keluarga miskin. Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung, termasuk mereka yang memiliki IQ rendah. Dari sisi Konservatif: Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan bahwa tim Sekolah Rakyat masih mengkaji usulan penggunaan Taman Siswa. Dia menekankan pentingnya pemeriksaan dan musyawarah sebelum keputusan diambil. Sekolah Rakyat direncanakan akan memiliki 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA, dengan fokus pada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Gus Ipul juga menjelaskan bahwa sekolah ini akan dilengkapi dengan teknologi canggih, menggantikan papan tulis manual dengan papan tulis digital, untuk meningkatkan proses pembelajaran.