Jokowi dan Utusan Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan

Date: 2025-04-25

Category: Politik

Rangkuman Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), diutus oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan pada 26 April 2025. Jokowi, bersama rombongan yang terdiri dari Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri HAM Natalius Pigai, tiba di Roma untuk mengikuti misa pemakaman. Penunjukan Jokowi sebagai utusan didasarkan pada pertemuannya dengan Paus Fransiskus saat kunjungan apostolik Paus ke Indonesia pada September 2024, di mana Jokowi menjabat sebagai presiden. Kehadiran Jokowi dan rombongan merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang wafat pada 21 April 2025. Misa pemakaman diadakan di Basilika Santo Petrus, di mana lebih dari 150.000 umat Katolik memberikan penghormatan. Selain delegasi Indonesia, pemimpin negara lain juga diharapkan hadir, menunjukkan pentingnya acara ini dalam konteks internasional.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Kardinal Ignatius Suharyo menekankan bahwa banyak orang yang hadir dalam misa arwah Paus Fransiskus bukan hanya karena menghormati sosoknya, tetapi juga karena mencintai gagasan-gagasannya yang luas dan berpengaruh. Suharyo menyebutkan kehadiran tokoh-tokoh nasional yang menghargai pemikiran Paus, seperti Sukidi, yang mengenal Paus melalui tulisan dan buku-buku. Ini menunjukkan bahwa pengaruh Paus Fransiskus melampaui pribadi dan menyentuh aspek gagasan kebhinekaan dan persahabatan antaragama. Dari sisi Konservatif: Ahmad Muzani menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo diutus untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus karena kedekatannya dengan Paus saat kunjungan ke Jakarta. Muzani menekankan pentingnya perwakilan pemerintah Indonesia dalam acara tersebut, mencerminkan rasa hormat dan pengakuan terhadap Paus sebagai pemimpin umat Katolik. Penekanan pada hubungan formal antara kepala negara dan pemimpin agama menunjukkan perspektif konservatif yang menghargai tradisi dan protokol dalam hubungan internasional.