Pelabuhan Horgos Catat Pertumbuhan Perjalanan Kereta Kargo China-Eropa, Sementara APHR Soroti Tantangan HAM di ASEAN 2045

Date: 2025-05-31

Category: Politik

Rangkuman Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR) menilai bahwa Visi ASEAN 2045 tidak memadai untuk menghadapi tantangan hak asasi manusia dan demokrasi yang mendesak di Asia Tenggara. Dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan di Jakarta, APHR mengungkapkan bahwa visi tersebut tidak mencakup isu-isu kritis seperti kemunduran demokrasi, impunitas, dan kekejaman yang sedang berlangsung di Myanmar. Ketua APHR, Mercy Chriesty Barends, menekankan bahwa visi ini gagal mengatasi akar penyebab ketidakstabilan dan ketidakadilan, serta tidak memiliki mekanisme untuk mempertanggungjawabkan negara-negara anggota atas pelanggaran hak asasi manusia. Sementara itu, di Horgos, China, pelabuhan tersebut mencatat lebih dari 4.000 perjalanan kereta kargo China-Eropa pada tahun ini, dengan total kumulatif mencapai lebih dari 46.000 perjalanan. Pelabuhan Horgos, yang terletak di perbatasan China-Kazakhstan, berfungsi sebagai gerbang utama untuk jalur kereta yang menghubungkan 18 negara, menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam throughput kargo dan rute operasional.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR) menilai bahwa ASEAN Vision 2045 tidak cukup untuk menghadapi tantangan hak asasi manusia dan demokrasi yang mendesak. APHR mengkritik kurangnya komitmen untuk mengatasi kemunduran demokrasi dan impunitas di negara-negara anggota, serta mempertanyakan bagaimana ASEAN dapat merencanakan masa depan tanpa mengakui kekejaman yang terjadi di Myanmar. Pernyataan dari ketua APHR menekankan bahwa visi tersebut gagal menyentuh realitas yang dihadapi masyarakat dan lebih memprioritaskan keharmonisan elit daripada mengatasi ketidakstabilan dan ketidakadilan. Dari sisi Konservatif: Tidak ada perspektif konservatif yang tersedia.