Wapres Gibran Tampung Aspirasi Mahasiswa Bengkulu Terkait Kelangkaan BBM dan Pencemaran Lingkungan

Date: 2025-05-28

Category: Politik

Rangkuman Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan ke dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bengkulu pada malam hari, Selasa (27/5/2025), untuk menanggapi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang telah menyebabkan antrean panjang bagi warga. Dalam pertemuan tersebut, Gibran meminta maaf kepada masyarakat yang harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan BBM dan berdialog langsung dengan mereka mengenai pengalaman antrean yang dialami. Ia juga berbicara dengan manajer SPBU untuk mendapatkan informasi tentang distribusi BBM. Gibran meminta agar SPBU beroperasi 24 jam selama stok masih ada dan menekankan pentingnya menjaga ketertiban serta memastikan pelayanan kepada masyarakat tidak terhenti. Kelangkaan BBM di Bengkulu disebabkan oleh kendala distribusi akibat pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai, yang menghambat kapal pengangkut BBM untuk bersandar. Pemerintah, bersama dengan pihak terkait, sedang mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan pasokan BBM, termasuk pengerukan alur pelabuhan dan mengoptimalkan distribusi melalui jalur darat dari provinsi tetangga.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Dalam pertemuan antara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan perwakilan organisasi mahasiswa di Bengkulu, mahasiswa menyampaikan keluhan mengenai kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang dianggap sebagai masalah mendesak. Mereka juga mengangkat isu pencemaran lingkungan dan tata kelola sumber daya alam. Gibran mengakui dampak dari kelangkaan BBM dan meminta maaf kepada masyarakat, menunjukkan responsif terhadap aspirasi kritis mahasiswa. Dari sisi Konservatif: Wakil Presiden Gibran melakukan pengecekan langsung di dua SPBU yang terdampak kelangkaan BBM dan meminta agar SPBU buka 24 jam selama stok masih ada. Ia berinteraksi dengan warga yang mengantre, menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan memastikan pelayanan publik tidak terhenti. Gibran juga menjelaskan bahwa kelangkaan disebabkan oleh masalah distribusi dan mengarahkan pihak terkait untuk mempercepat langkah pemulihan, termasuk mengeruk perairan di sekitar pelabuhan.