Hasto Kristiyanto Hadapi Sidang Tindak Pidana Korupsi Didampingi Dukungan Masyarakat Dayak dan Saksi Kunci Saeful Bahri

Date: 2025-05-22

Category: Korupsi

Rangkuman Sidang kasus dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR untuk Harun Masiku dan perintangan penyidikan dengan terdakwa Hasto Kristiyanto kembali digelar pada Kamis, 22 Mei 2025, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. Dalam sidang tersebut, mantan kader PDI-P, Saeful Bahri, dihadirkan sebagai saksi kunci. Saeful berperan sebagai perantara suap dari Harun Masiku kepada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, dengan total uang suap yang disebut mencapai Rp 1,5 miliar, di mana Rp 600 juta telah diserahkan. Hasto didakwa memberikan suap dan menghalangi penyidikan dengan memerintahkan Harun untuk merendam telepon genggamnya agar tidak terlacak oleh KPK. Selain Saeful, jaksa juga menghadirkan saksi lain, termasuk Carolina Wahyu Apriliasari dan Nilamsari. PDI-P menyatakan kekhawatiran akan intimidasi terhadap saksi yang dikawal oleh penyidik KPK, Rossa Purbo, saat menuju ruang sidang. Hasto, yang tampil berbeda dengan mengenakan batik, didukung oleh belasan warga Dayak yang datang untuk memberikan dukungan moril.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Masyarakat Dayak dari Kalimantan menunjukkan dukungan moril kepada Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P, saat sidang di Pengadilan Tipikor. Mereka hadir untuk menyambut Hasto, mengekspresikan solidaritas terhadapnya di tengah proses hukum yang dihadapinya. Dalam konteks ini, Hasto tampil berbeda dengan mengenakan batik, yang mencerminkan identitas budaya dan kepribadian yang lebih santai dibandingkan dengan penampilan formal sebelumnya. Sidang ini juga melibatkan kesaksian dari Saeful Bahri, mantan kader PDI-P, yang berperan penting dalam kasus suap yang melibatkan Hasto. Dari sisi Konservatif: Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI-P, menghadapi sidang di Pengadilan Tipikor dengan penampilan yang berbeda, mengenakan batik hitam bercorak coklat. Kehadiran belasan warga Dayak sebagai bentuk dukungan menunjukkan basis dukungan politik yang kuat. Sidang ini berfokus pada dugaan suap terkait pergantian antar-waktu anggota DPR, di mana Saeful Bahri dihadirkan sebagai saksi kunci. Kasus ini melibatkan uang suap yang signifikan, dan Hasto didakwa memberikan sejumlah uang kepada Wahyu Setiawan, yang merupakan anggota KPU.