"Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen dan Koperasi Merah Putih Siap Berbadan Hukum pada Juni 2025"

Date: 2025-05-22

Category: Bisnis

Rangkuman Pada tanggal 21 Mei 2025, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen melalui rapat dewan gubernur yang berlangsung pada 20 dan 21 Mei. Keputusan ini disambut positif oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga ini sejalan dengan estimasi mereka dan didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah, inflasi yang terjaga, serta perlambatan ekonomi domestik. Selain itu, BNI memperkirakan adanya potensi penurunan lebih lanjut pada suku bunga hingga 25 basis poin lagi di akhir tahun, dengan catatan stabilitas nilai tukar. Di sisi lain, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal mengumumkan bahwa koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia akan berbadan hukum pada Juni 2025, menandai langkah penting dalam penguatan struktur koperasi di negara ini.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyambut positif keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Chief economist BNI, Leo Putera Rinaldy, menekankan bahwa penurunan ini sejalan dengan estimasi mereka dan didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah serta inflasi yang terjaga. BNI juga melihat potensi penurunan lebih lanjut pada suku bunga perbankan, yang diharapkan dapat mendukung likuiditas dan merespons perlambatan ekonomi domestik. Dari sisi Konservatif: Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen dalam rapat dewan gubernur bulan Mei 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang melambat dan untuk mendukung likuiditas perbankan. BI juga merelaksasi kebijakan makroprudensial untuk merespons perlambatan kredit dan dana pihak ketiga. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah dan mempengaruhi imbal hasil surat berharga negara.