Pencarian Korban dan Penanganan Bencana Longsor serta Banjir di Trenggalek dan Kediri, Jawa Timur

Date: 2025-05-22

Category: Kejahatan

Rangkuman Pemerintah Kabupaten Kediri dan Trenggalek di Jawa Timur sedang fokus pada penanganan bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi baru-baru ini. Di Kediri, pencarian korban bernama Tekad, yang terhanyut akibat banjir pada 17 Mei, masih berlangsung dengan tim yang menyisir sungai Bruni dan Brantas. Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mengungkapkan harapan agar korban segera ditemukan dan mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap bencana susulan. Sementara itu, di Trenggalek, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi pengungsi di Desa Depok dan memastikan bantuan logistik serta rencana pembangunan hunian permanen bagi warga yang terdampak. Pencarian enam korban yang hilang akibat longsor di Dusun Kebonagung juga terus dilakukan dengan melibatkan tim gabungan dan anjing pelacak. Kedua daerah ini menghadapi tantangan dalam penanganan bencana, termasuk akses yang sulit dan potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menunjukkan kepedulian terhadap pengungsi korban longsor di Trenggalek dengan memastikan bantuan logistik dan rencana pembangunan hunian permanen bagi warga terdampak. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi yang meningkat akibat perubahan iklim, serta melibatkan tim gabungan dalam pencarian korban yang hilang. Penekanan pada relokasi ke lokasi yang aman dan identifikasi titik-titik rawan mencerminkan pendekatan proaktif dalam menangani dampak bencana. Dari sisi Konservatif: Pemerintah Kabupaten Kediri fokus pada pencarian korban longsor yang hilang, dengan Bupati Kediri mengungkapkan harapan agar korban segera ditemukan. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana susulan dan melakukan evakuasi bagi yang terdampak. Penanganan kerusakan infrastruktur dilakukan dengan menggunakan alat berat, dan evaluasi kerugian akibat bencana menjadi prioritas. Pendekatan ini lebih menekankan pada tindakan langsung dan respons cepat terhadap situasi darurat.