Sanksi Uni Eropa dan Inggris Terhadap Rusia: Dampak Ekonomi dan Reaksi China terhadap Tindakan Sepihak

Date: 2025-05-22

Category: Bisnis

Rangkuman Pemerintah China mengekspresikan penyesalan dan penolakan tegas terhadap sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa dan Inggris terhadap perusahaan-perusahaan China, yang diumumkan pada 20 Mei 2025. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa sanksi tersebut tidak dapat dibenarkan dan tidak memiliki dasar hukum internasional. Dalam konteks krisis Ukraina, China berkomitmen untuk mendorong perundingan perdamaian dan menegaskan bahwa mereka tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak-pihak yang berkonflik. Mao juga menekankan pentingnya menjaga hubungan perdagangan yang normal antara perusahaan China dan Rusia, serta menyerukan agar negara-negara Eropa menghentikan penggunaan standar ganda dalam kerjasama perdagangan. Sanksi terbaru ini juga mencakup pembatasan harga minyak yang dikenakan pada Rusia, yang bertujuan untuk mengganggu rantai pasokan senjata dan mempengaruhi ekonomi Rusia yang telah mengalami resesi.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Terdapat penekanan pada pentingnya perundingan perdamaian dan kritik terhadap sanksi sepihak yang dianggap tidak memiliki dasar hukum internasional. Artikel menyoroti komitmen China untuk mendorong dialog dan menentang tindakan yang merugikan perusahaan-perusahaan China, serta menekankan bahwa banyak negara, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat, tetap melakukan perdagangan dengan Rusia. Dari sisi Konservatif: Artikel menekankan dampak sanksi terhadap ekonomi Rusia, termasuk penyusutan PDB dan resesi ekonomi nonpertahanan. Ada penekanan pada tindakan Inggris dan Uni Eropa yang memperketat batas harga minyak untuk menyerang pendapatan Rusia, serta kritik terhadap sikap Rusia yang dianggap tidak ingin mengakhiri konflik.