Upaya Pemerintah Indonesia Menghapus Tarif Resiprokal dan Deregulasi Ekspor Furnitur ke AS

Date: 2025-05-21

Category: Bisnis

Rangkuman Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan upaya pemerintah untuk menghapus tarif resiprokal yang dikenakan oleh Amerika Serikat terhadap produk furnitur dan kerajinan asal Indonesia. Dalam pernyataannya pada acara peresmian Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di Jakarta, Budi menjelaskan bahwa saat ini produk furnitur yang masuk ke AS dikenakan tarif sektoral sebesar tiga persen, dan jika tarif resiprokal sebesar 32 persen diterapkan, total tarif akan mencapai 35 persen. Pemerintah sedang melakukan negosiasi untuk menghilangkan tarif resiprokal tersebut, yang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia yang saat ini mencapai 1,64 miliar dolar AS. Selain itu, pemerintah juga sedang merancang deregulasi untuk mempermudah proses ekspor dan impor, termasuk mengusulkan agar produk turunan kayu tidak memerlukan dokumen v-legal untuk ekspor ke negara-negara di luar Uni Eropa. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berambisi untuk masuk dalam 10 besar negara eksportir furnitur dan kerajinan dunia, mengingat saat ini berada di urutan ke-20 dengan nilai ekspor sebesar 2,43 miliar dolar AS.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan pentingnya menghilangkan tarif resiprokal yang dikenakan oleh Amerika Serikat terhadap produk furnitur dan kerajinan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa tarif yang tinggi dapat menghambat ekspor dan mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar global. Dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekspor, pemerintah juga sedang melakukan deregulasi untuk mempermudah proses ekspor dan impor, serta mengurangi birokrasi yang menghambat pelaku usaha. Hal ini diharapkan dapat membawa Indonesia ke dalam 10 besar negara eksportir furnitur dan kerajinan dunia. Dari sisi Konservatif: Tidak ada perspektif konservatif.