"Penurunan Integritas Pendidikan di Indonesia: Temuan Survei KPK Mengenai Praktik Koruptif dan Etika Akademik"

Date: 2025-04-25

Category: Pemerintahan

Rangkuman Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 24 April 2025 menunjukkan bahwa integritas pendidikan di Indonesia mengalami penurunan, dengan skor 69,50 persen, turun dari 73,7 persen pada tahun 2023. Survei ini melibatkan 36.888 satuan pendidikan dan 449.865 responden dari 38 provinsi dan 507 kabupaten/kota, dilakukan antara 22 Agustus hingga 30 September 2024. Temuan utama menunjukkan bahwa perilaku menyontek masih tinggi, dengan 78 persen sekolah dan 98 persen kampus melaporkan kasus tersebut. Selain itu, plagiarisme terdeteksi pada 43 persen perguruan tinggi dan 6 persen sekolah. Praktik gratifikasi juga ditemukan, di mana 30 persen guru/dosen dan 18 persen kepala sekolah/rektor menganggap pemberian hadiah dari siswa sebagai hal yang wajar. Penurunan skor integritas ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk memperbaiki tata kelola pendidikan dan menegakkan nilai-nilai kejujuran serta etika dalam proses belajar mengajar.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Temuan KPK mengenai integritas pendidikan yang menurun menjadi perhatian serius, dengan penekanan pada perlunya pembenahan menyeluruh dalam sistem pendidikan. Ditekankan bahwa perilaku koruptif seperti menyontek dan plagiarisme harus diatasi untuk menjaga nilai-nilai kejujuran dan integritas. Ada seruan untuk mengembalikan budaya akademik pada esensinya, serta perlunya transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan. Dari sisi Konservatif: Penurunan integritas pendidikan di tahun 2024 dianggap sebagai peringatan bagi semua pihak. Ditekankan bahwa dunia pendidikan seharusnya menjadi benteng nilai-nilai kejujuran, namun kenyataannya malah menjadi ladang praktik tidak etis. Ada penekanan pada perlunya tata kelola anggaran yang lebih transparan dan penguatan sistem pengawasan untuk mencegah perilaku koruptif di kalangan peserta didik.