"DPR dan Komisi IX Dorong Peningkatan Kesejahteraan Pengemudi Ojol serta Solusi Terhadap Polemik Pemotongan Komisi"

Date: 2025-05-21

Category: Transportasi

Rangkuman Pada tanggal 21 Mei 2025, Komisi V DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Dalam rapat tersebut, pengemudi ojol mengeluhkan potongan biaya jasa aplikasi yang mencapai lebih dari 20%, jauh di atas batas maksimal yang ditetapkan pemerintah sebesar 20%. Mereka menuntut agar potongan tersebut diturunkan menjadi 10% untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Eki Zakiya Aziz, perwakilan dari Garda, menyatakan bahwa program aplikasi serba goceng yang diterapkan oleh aplikator dianggap sebagai bentuk penjajahan terhadap rakyat. Selain itu, pengemudi juga menginginkan adanya regulasi yang lebih jelas untuk melindungi hak-hak mereka sebagai pekerja. Ketua Komisi V, Lasarus, mengusulkan pembentukan panitia khusus untuk membahas RUU Transportasi Online yang melibatkan beberapa komisi lain di DPR, termasuk Komisi I dan IX, untuk memastikan semua aspek terkait transportasi online diatur dengan baik. Pengemudi ojol juga mengancam akan melakukan aksi demonstrasi lebih besar jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kondisi kerja mereka saat ini.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Artikel-artikel mencerminkan komitmen DPR untuk mencari solusi adil bagi pengemudi ojek online (ojol) yang merasa dirugikan oleh pemotongan komisi yang tinggi. Puan Maharani menekankan pentingnya mendengarkan aspirasi para pengemudi dan menjamin perlindungan serta keadilan dalam ekosistem transportasi online. Ada penekanan pada dialog dan koordinasi antara berbagai komisi di DPR untuk mencapai win-win solution, serta imbauan untuk menjaga ketertiban selama aksi protes. Dari sisi Konservatif: Beberapa komunitas ojol memilih untuk tidak ikut dalam aksi demonstrasi dan tetap mencari nafkah, menunjukkan tanggung jawab terhadap kebutuhan keluarga. Mereka menghormati perjuangan rekan-rekan yang turun ke jalan tetapi menekankan pentingnya menjaga kondusivitas dan hubungan baik dengan aparat keamanan. Ada penekanan pada dialog sebagai solusi yang lebih baik daripada aksi turun ke jalan, mencerminkan pendekatan yang lebih pragmatis dalam menghadapi masalah.