Tinggal Dekat Lapangan Golf Meningkatkan Risiko Penyakit Parkinson Akibat Paparan Pestisida

Date: 2025-05-20

Category: Agama

Rangkuman Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open mengungkapkan bahwa tinggal dekat lapangan golf dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson, sebuah penyakit neurodegeneratif. Studi ini dilakukan antara tahun 1991 dan 2015, dengan menganalisis catatan medis dari proyek epidemiologi Rochester yang mencakup 27 daerah di Minnesota dan Wisconsin. Peneliti menemukan bahwa individu yang tinggal dalam radius dua mil dari 139 lapangan golf memiliki risiko hampir tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan Parkinson. Risiko ini lebih tinggi bagi mereka yang mendapatkan air minum dari area layanan air yang terhubung dengan lapangan golf, di mana penggunaan pestisida yang tinggi, seperti organofosfat dan klorpirifos, berkontribusi terhadap pencemaran air tanah. Meskipun risiko tetap stabil dalam jarak tiga mil, penurunan risiko sebesar 13 persen terjadi untuk setiap mil di luar jarak tersebut. Temuan ini menyoroti kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari penggunaan pestisida di lapangan golf terhadap kesehatan masyarakat.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Penelitian menunjukkan bahwa tinggal dekat lapangan golf dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson, dengan individu yang tinggal dalam radius dua mil dari lapangan golf menghadapi risiko hampir tiga kali lipat. Hal ini menyoroti kekhawatiran tentang penggunaan pestisida yang berlebihan di lapangan golf, yang dapat mencemari air tanah dan berdampak pada kesehatan masyarakat. Penekanan pada dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat menjadi fokus utama, dengan seruan untuk lebih memperhatikan keamanan air minum di daerah tersebut. Dari sisi Konservatif: Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun ada peningkatan risiko penyakit Parkinson bagi mereka yang tinggal dekat lapangan golf, risiko tersebut tetap stabil hingga jarak tiga mil. Ada penekanan pada fakta bahwa penggunaan pestisida di lapangan golf di AS jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Eropa, namun tidak ada pembahasan mendalam mengenai regulasi atau kebijakan yang perlu diambil. Fokus lebih pada data dan statistik yang menunjukkan hubungan antara lokasi dan risiko penyakit.