Novel Baswedan Mengklaim Tawaran Menangkap Harun Masiku Ditolak Pimpinan KPK, Firli Bahuri

Date: 2025-05-19

Category: Korupsi

Rangkuman Novel Baswedan, mantan penyidik KPK, mengungkapkan bahwa ia pernah menawarkan diri untuk menangkap buron KPK, Harun Masiku, namun tawarannya ditolak oleh Firli Bahuri, pimpinan KPK saat itu. Pengakuan ini muncul di tengah sidang kasus korupsi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, pada 16 Mei. Novel menyatakan bahwa timnya memiliki informasi mengenai keberadaan Harun Masiku dan siap membantu penangkapannya, tetapi justru disingkirkan melalui tes wawasan kebangsaan (TWK) pada tahun 2021, yang mengakibatkan 57 pegawai KPK diberhentikan. Ia menilai bahwa selama kepemimpinan Firli, Harun Masiku tidak akan ditangkap. Dalam sidang tersebut, penyelidik KPK juga mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui lokasi Harun Masiku dan menekankan pentingnya menangkapnya untuk menuntaskan proses hukum. Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan komitmen lembaga untuk terus mencari Harun Masiku dan menghargai dukungan dari pihak-pihak yang membantu penanganan kasus ini.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Novel Baswedan menekankan pentingnya penangkapan Harun Masiku dan mengkritik pimpinan KPK, khususnya Firli Bahuri, yang dianggap tidak responsif terhadap tawaran untuk menangkap buron tersebut. Ia menyatakan bahwa tim yang berusaha membantu justru disingkirkan melalui TWK, menunjukkan adanya ketidakadilan dalam proses penegakan hukum. Novel juga menegaskan bahwa semua buronan harus ditangkap untuk memberikan kepastian hukum. Dari sisi Konservatif: KPK, melalui Jubir Budi Prasetyo, menegaskan komitmennya untuk terus mencari Harun Masiku dan menyatakan bahwa penangkapan buron tersebut penting untuk menuntaskan perkara. KPK memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang mendukung penanganan kasus ini, menunjukkan sikap optimis dan proaktif dalam menjalankan tugasnya.