Desakan Penegakan Hukum Terhadap Premanisme Usai Aksi Pembakaran Mobil Polisi oleh Ormas GRIB Jaya dan Gangguan Pembangunan Pabrik BYD di Subang

Date: 2025-04-24

Category: Kejahatan

Rangkuman Dalam beberapa waktu terakhir, premanisme yang berkedok organisasi masyarakat (ormas) menjadi sorotan, terutama setelah dua insiden signifikan. Pertama, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa ormas mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. Kedua, empat anggota ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terlibat dalam pembakaran mobil polisi sebagai respons terhadap penangkapan ketua mereka, TS, yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan dan kepemilikan senjata api. Insiden pembakaran terjadi pada Jumat, 18 April 2025, di mana tiga mobil polisi dirusak dan dibakar oleh massa. Anggota Komisi III DPR, Abdullah, menekankan bahwa negara tidak boleh kalah oleh premanisme dan mendesak pembentukan satuan tugas (Satgas) Antipremanisme untuk menangani masalah ini, yang dianggap menghambat investasi dan menciptakan ketidakamanan di masyarakat. Abdullah menegaskan pentingnya penegakan hukum untuk memberantas aksi premanisme yang meresahkan.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Tidak ada perspektif liberal. Dari sisi Konservatif: Aksi premanisme yang berkedok organisasi masyarakat (ormas) menjadi perhatian serius, terutama setelah insiden pembakaran mobil polisi oleh anggota ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Anggota Komisi III DPR, Abdullah, menekankan bahwa negara tidak boleh kalah oleh preman dan harus menertibkan mereka yang meresahkan masyarakat. Ia mengungkapkan keprihatinan terhadap dampak negatif premanisme terhadap investasi, seperti yang terjadi pada pembangunan pabrik BYD di Subang. Abdullah menyerukan pembentukan satuan tugas (Satgas) Antipremanisme untuk menangani masalah ini, menegaskan bahwa "Indonesia adalah negara hukum" dan tindakan premanisme harus diberantas.