Evaluasi Menyeluruh Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Pasca Kasus Keracunan Massal di Sekolah-sekolah

Date: 2025-04-24

Category: Bisnis

Rangkuman Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami krisis kepercayaan setelah serangkaian kasus keracunan makanan yang melibatkan siswa di berbagai daerah. Kasus pertama terjadi pada 2 Oktober 2024 di Nganjuk, Jawa Timur, di mana tujuh siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan MBG. Sejak itu, setidaknya tujuh insiden keracunan lainnya dilaporkan, termasuk di Nunukan, Kalimantan Utara, dan Sukoharjo, Jawa Tengah, dengan jumlah korban mencapai puluhan siswa. Pada 21 April 2025, kasus terbaru terjadi di Cianjur, di mana 78 siswa menunjukkan gejala keracunan. Dinas Kesehatan Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menangani situasi ini. Anggota Komisi IX DPR, Nurhadi, menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap program MBG, terutama dalam aspek pengawasan makanan dan keamanan konsumsi massal di sekolah-sekolah, untuk mencegah terulangnya insiden serupa.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Terdapat kekhawatiran yang mendalam mengenai program makan bergizi gratis (MBG) setelah serangkaian kasus keracunan makanan yang melibatkan siswa di berbagai daerah. Anggota Komisi IX DPR, Nurhadi, menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap program ini, menunjukkan bahwa insiden keracunan bukanlah hal yang sepele dan memerlukan perhatian serius untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Ada penekanan pada pentingnya pengawasan makanan dan keamanan konsumsi massal di sekolah-sekolah, serta perlunya tindakan pencegahan yang lebih kuat. Dari sisi Konservatif: Program MBG menghadapi kritik tajam setelah sejumlah kasus keracunan makanan yang melibatkan siswa. Kasus-kasus ini, yang terjadi di berbagai daerah, menunjukkan bahwa ada masalah serius dalam pelaksanaan program tersebut. Kepala BGN menyatakan bahwa insiden ini harus dijadikan pembelajaran, dan Dinkes Cianjur bahkan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menangani masalah ini. Ada penekanan pada perlunya evaluasi menyeluruh dan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan keamanan makanan yang disajikan kepada anak-anak.