Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai Biomassa untuk Mengurangi Konsumsi Batu Bara di PLTU Jeranjang dan Mengatasi Masalah Lingkungan

Date: 2025-05-16

Category: Bisnis

Rangkuman Pengolahan limbah kayu menjadi cofiring biomassa di Lampung dan Lombok Barat telah menunjukkan dampak positif dalam mengurangi konsumsi batu bara dan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Di Lampung, PT Bintang Sejati Utama memproduksi woodchips dari limbah pohon karet, dengan kebutuhan mencapai 4.000-5.000 ton per bulan untuk dua PLTU, dan menjualnya dengan harga lebih tinggi dibandingkan kayu bakar. Proses ini tidak hanya memberikan nilai jual yang lebih tinggi bagi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan. Sementara itu, di PLTU Jeranjang, penggunaan biomassa meningkat dari 5 ton per bulan pada 2019 menjadi lebih dari 150 ton per hari, dengan target pemanfaatan biomassa mencapai 28.675 ton pada 2024. Program cofiring ini membantu mengurangi emisi karbon dan mengelola limbah organik, serta memperpanjang usia tempat pembuangan akhir dengan mengolah limbah kayu menjadi bahan bakar. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana limbah kayu yang sebelumnya tidak bernilai kini dapat dimanfaatkan secara efektif untuk menghasilkan energi terbarukan.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Implementasi biomassa melalui program co-firing di PLTU Jeranjang dianggap sangat menguntungkan karena dapat mengurangi emisi dari pembakaran batu bara dan membantu masyarakat mengurangi limbah organik. Program ini memberikan nilai ekonomi pada limbah kayu yang sebelumnya terbuang, serta berkontribusi pada pengurangan sampah taman yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Hal ini menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, dengan penekanan pada keberlanjutan dan penggunaan sumber energi hijau. Dari sisi Konservatif: Tidak ada perspektif konservatif.