"Strategi Persuasi dalam Kebijakan Publik: Perbandingan Antara Persuasi Persetujuan dan Persuasi Ekstrem di Era Dedi Mulyadi"

Date: 2025-05-14
Category: Agama
Rangkuman Artikel ini membahas tentang strategi persuasi dalam kebijakan publik, dengan fokus pada pendekatan yang digunakan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam konteks ini, terdapat dua strategi utama: persuasi persetujuan dan persuasi ekstrem. Persuasi persetujuan lebih disukai oleh mayoritas responden karena mendorong pemikiran kritis dan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan pengalaman. Sebaliknya, persuasi ekstrem, yang terlihat dalam kebijakan Dedi Mulyadi, cenderung lebih koersif dan langsung. Artikel ini juga mengaitkan fenomena tersebut dengan penelitian di negara-negara Nordik seperti Denmark, Swedia, dan Norwegia, yang menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi berkontribusi pada kekerasan terkait gangster di kalangan remaja. Program-program seperti Safer Cities di Denmark berusaha mengatasi masalah ini melalui berbagai inisiatif yang melibatkan masyarakat. Dengan demikian, artikel ini menyoroti perbedaan pendekatan dalam persuasi dan dampaknya terhadap masyarakat, serta pentingnya memahami akar permasalahan untuk menemukan solusi yang efektif.
Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Tidak ada perspektif liberal yang tersedia. Dari sisi Konservatif: Kebijakan publik yang diterapkan oleh Dedi Mulyadi sering kali menggunakan strategi persuasi ekstrem, yang terlihat dalam pendekatan koersif terhadap masalah sosial. Dalam konteks ini, ada penekanan pada tindakan tegas seperti penjara sebagai solusi untuk masalah kenakalan remaja. Pendekatan ini mencerminkan keyakinan bahwa tindakan yang lebih keras diperlukan untuk mengatasi isu-isu yang berkembang, terutama dalam menghadapi tantangan sosial yang kompleks.
Related Articles
Persuasi Ekstrem, Kebijakan Sporadis Ala Dedi Mulyadi
Source: Kompas
Date: 2025-05-14
Bias Rate: 0.69589
Hoax Rate: 0.375263
Ideology Rate: 0.409169