TALAS

News List Add New Article

"Penulisan Ulang Sejarah Nasional: Tantangan, Ideologi, dan Kontroversi di Era Reformasi"

News Image

Date: 2025-05-13

Category: Politik

Rangkuman Sejarah Direvisi membahas upaya penulisan ulang sejarah nasional Indonesia yang diprakarsai oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang melibatkan ratusan sejarawan dan kurator terkemuka. Inisiatif ini muncul menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, dengan tujuan untuk memperbarui narasi sejarah yang selama ini didominasi oleh versi Orde Baru. Dalam konteks ini, sejarah dianggap sebagai alat untuk membentuk masa depan, di mana yang ditulis menjadi yang diingat dan yang dihapus menjadi yang dilupakan. Meskipun reformasi telah membawa kebebasan berekspresi dan munculnya buku-buku sejarah alternatif, narasi sejarah di Indonesia masih terpengaruh oleh kekuasaan yang ada. Penulisan ulang ini menimbulkan pertanyaan mengenai siapa yang menentukan apa yang dianggap lengkap dan mutakhir, serta apakah ini merupakan usaha untuk membuka semua versi sejarah atau sekadar memutihkan luka lama. Sejarah, dalam pandangan ini, bukan hanya sekadar rekaman masa lalu, tetapi juga arena ideologi yang berpotensi mengubah fakta menjadi propaganda.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Penulisan ulang sejarah dianggap sebagai upaya untuk membuka semua versi sejarah dan memberikan ruang bagi narasi alternatif yang selama ini terpinggirkan. Ada kekhawatiran bahwa proses ini bisa menjadi alat untuk membenarkan kekuasaan yang ada, dan bukan untuk mencari kebenaran. Sejarah seharusnya mencerminkan pluralitas dan keberagaman pandangan, bukan hanya versi yang disetujui oleh penguasa. Reformasi telah membawa kebebasan berekspresi, dan penting untuk memastikan bahwa semua suara, termasuk yang selama ini dilarang, dapat didengar dan diakui. Dari sisi Konservatif: Penulisan ulang sejarah dipandang sebagai langkah untuk memperkuat narasi yang sudah ada, dengan fokus pada pahlawan yang setia kepada negara dan penghapusan tokoh-tokoh yang dianggap pengkhianat. Ada kekhawatiran bahwa sejarah yang ditulis ulang akan dipoles untuk mendukung agenda politik tertentu, mirip dengan cara sejarah ditulis selama Orde Baru. Dalam pandangan ini, penting untuk menjaga narasi yang sudah mapan agar tidak terganggu oleh wacana alternatif yang bisa merusak stabilitas dan identitas nasional.

Related Articles

Sejarah Direvisi

Source: Kompas

Date: 2025-05-13

Article Link

Bias Rate: 0.429806

Hoax Rate: 0.567139

Ideology Rate: 0.635886

Back to News List