TALAS

News List Add New Article

Korban PHK Yogi Menghadapi Tantangan Setelah Pemecatan dan Dugaan "Tukar Kepala" di Perusahaan

News Image

Date: 2025-05-13

Category: Korupsi

Rangkuman Yogi, seorang pria berusia 27 tahun, menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaannya di Jakarta Pusat pada pertengahan Oktober 2024, setelah hampir tiga tahun bekerja. Ia menerima kabar pemecatan saat sedang berharap untuk perpanjangan kontrak, yang seharusnya berakhir pada Februari 2025. Yogi merasa bahwa pemecatannya adalah hasil dari "tukar kepala" dengan karyawan jalur orang dalam (ordal), yang ia ketahui setelah melakukan penelusuran pribadi. Meskipun ia berusaha menjelaskan situasinya kepada HRD, termasuk kelahiran anak pertamanya, hal itu tidak cukup untuk mempertahankan posisinya. Yogi hanya menerima satu kali gaji sebagai kompensasi, jauh dari harapannya sesuai dengan sisa kontrak. Dampak dari PHK ini juga dirasakan oleh istrinya, yang terkejut dengan berita tersebut, terutama karena mereka baru saja memiliki anak. Meskipun situasi ekonomi yang sulit membuat pencarian pekerjaan baru menjadi tantangan, Yogi masih memiliki tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Yogi, seorang korban pemutusan hubungan kerja (PHK), merasa tertekan dan tidak berani bersuara setelah menerima kabar pemecatan. Ia khawatir surat paklaringnya akan ditahan oleh HRD, yang menunjukkan ketidakadilan dalam proses PHK. Yogi mengungkapkan bahwa situasi ini sangat sulit, terutama karena ia baru saja menjadi ayah. Ia juga mencatat bahwa perusahaan seharusnya mengikuti aturan Kementerian Ketenagakerjaan terkait pembayaran PHK, tetapi ia hanya menerima satu kali gaji, yang mencerminkan perlakuan tidak adil terhadap karyawan. Dari sisi Konservatif: Yogi menganggap dirinya sebagai korban dari praktik "tukar kepala" di perusahaan, di mana ia di-PHK untuk menyelamatkan karyawan yang memiliki koneksi dalam perusahaan. Ia merasa keputusan ini adalah pukulan berat dan tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya diikuti oleh perusahaan besar. Meskipun situasi ini sulit, Yogi dan istrinya berusaha menerima kenyataan dan tetap optimis meskipun kondisi ekonomi yang buruk membuat pencarian pekerjaan baru menjadi semakin menantang.

Related Articles

Korban PHK Tak Berani Bersuara, Khawatir Surat Paklaring Ditahan HRD

Source: Kompas

Date: 2025-05-13

Article Link

Bias Rate: 0.444469

Hoax Rate: 0.201021

Ideology Rate: 0.737827

Kena PHK, Yogi Mengaku Jadi Korban "Tukar Kepala” Karyawan Jalur Ordal

Source: Kompas

Date: 2025-05-13

Article Link

Bias Rate: 0.557417

Hoax Rate: 0.674807

Ideology Rate: 0.773877

Back to News List