Ahmad Dhani Menilai Komnas Perempuan Menganut Norma Barat Terkait Tuduhan Seksisme, Komnas Perempuan Tegaskan Prinsip Pancasila dan Penolakan Terhadap Diskriminasi Gender

Date: 2025-05-09

Category: Politik

Rangkuman Anggota DPR Ahmad Dhani menganggap bahwa Komnas Perempuan menganut norma barat setelah dituduh melakukan seksisme terkait pernyataannya tentang usulan naturalisasi pemain timnas yang menikahi perempuan Indonesia. Dalam keterangan pada 9 Mei 2025, Komnas Perempuan, melalui Komisioner Yuni Asriyanti, menegaskan bahwa mereka berpegang pada nilai-nilai Pancasila yang menekankan kemanusiaan yang adil dan beradab. Yuni menekankan bahwa seksisme adalah bentuk diskriminasi berbasis gender yang bertentangan dengan prinsip Pancasila dan Konstitusi Republik Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi seksisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ahmad Dhani, dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada 7 Mei, meminta maaf atas pernyataannya dan berargumen bahwa norma yang dipegangnya adalah Pancasila, bukan norma yang dianggap berasal dari barat. Dhani menilai bahwa istilah seksisme dan gender berasal dari bahasa Inggris, dan mengklaim bahwa Komnas Perempuan menjunjung norma-norma barat.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Komnas Perempuan menegaskan bahwa seksisme merupakan bentuk diskriminasi berbasis gender yang merendahkan perempuan dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Mereka mengapresiasi respons cepat Mahkamah Kehormatan Dewan terhadap pernyataan Ahmad Dhani yang dianggap merendahkan dan melecehkan perempuan. Komnas Perempuan menekankan pentingnya nilai kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai landasan moral dalam kehidupan berbangsa, serta menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi seksisme dalam masyarakat yang berlandaskan Pancasila. Dari sisi Konservatif: Ahmad Dhani berpendapat bahwa norma yang dipegangnya adalah Pancasila, bukan norma yang dianggap berasal dari barat. Ia menilai bahwa tuduhan seksisme terhadap ucapannya adalah hasil dari pandangan yang berbeda dan menganggap Komnas Perempuan menjunjung norma-norma ke barat-baratan. Dhani juga menyatakan bahwa istilah seksisme dan gender berasal dari bahasa Inggris, menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap penerapan norma tersebut dalam konteks Indonesia.