Bahlil Lahadalia: Fokus Partai Golkar pada Peningkatan Kursi dan Kualitas Karir Politik Tanpa Bergantung pada Pendidikan Formal

Date: 2025-05-08

Category: Politik

Rangkuman Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Golkar, mengungkapkan niatnya untuk maju sebagai calon anggota legislatif dari daerah pemilihan Papua pada pemilihan umum 2029. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) III Kosgoro 1957 yang berlangsung di Jakarta pada 7 Mei 2025. Bahlil menekankan pentingnya meningkatkan perolehan kursi legislatif bagi Partai Golkar, bukan hanya fokus pada posisi presiden atau wakil presiden. Ia meminta seluruh kader partai untuk bekerja keras dan tidak meninggalkan daerah pemilihan mereka. Selain itu, Bahlil juga ditetapkan sebagai Anggota Kehormatan Kosgoro 1957 dan dinobatkan sebagai Tokoh Hilirisasi, menunjukkan pengakuan atas kontribusinya dalam bidang ekonomi dan hilirisasi. Dalam sambutannya, ia juga berkelakar tentang potensi Ketua Umum Kosgoro, Dave Laksono, untuk memimpin Partai Golkar di masa depan. Bahlil menegaskan bahwa keberhasilan kepemimpinan partai diukur dari peningkatan jumlah kursi di parlemen, dan ia berkomitmen untuk mengawal pemerintahan yang didukung oleh Partai Golkar.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: terdapat pandangan bahwa kualitas dan karier politik seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh latar belakang pendidikan formal. Bahlil Lahadalia menekankan bahwa meskipun ada individu dengan pendidikan tinggi yang berhasil, ada juga yang tanpa gelar akademis dapat mencapai posisi penting. Ini menunjukkan bahwa pengalaman dan kemampuan praktis juga sangat berpengaruh dalam dunia politik. Dari sisi Konservatif: Bahlil menegaskan pentingnya fokus pada peningkatan jumlah kursi di parlemen sebagai indikator keberhasilan partai, bukan ambisi pribadi untuk menjadi presiden atau wakil presiden. Ia mengajak anggota partai untuk tetap terhubung dengan daerah pemilihannya dan berkomitmen pada program-program yang mendukung pemerintahan yang ada. Penekanan pada tanggung jawab dan hasil konkret dalam pemilu menjadi sorotan utama.