Konflik Lahan di Kemang: Premanisme dan Korupsi dalam Sengketa PT Lippo Group

Date: 2025-05-07

Category: Kejahatan

Rangkuman Ahli Kriminologi dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menilai bahwa konflik lahan di Kemang Raya, yang terjadi pada 30 April 2025, mencerminkan budaya premanisme dan korupsi. Pertikaian ini melibatkan PT Lippo Group dan sekelompok orang yang menduduki lahan yang diklaim milik perusahaan tersebut. Adrianus menjelaskan bahwa tindakan pendudukan lahan ini merupakan bentuk premanisme, di mana hak orang lain diambil melalui kekerasan atau manipulasi. Ia menyoroti bahwa baik pihak yang menyerang maupun yang bertahan dalam konflik ini menunjukkan pola perilaku yang sama, termasuk penggunaan orang bayaran. Konflik ini semakin memanas setelah negosiasi ulang yang ditawarkan oleh PT Lippo Group ditolak oleh pihak pendudukan. Adrianus menekankan bahwa premanisme tidak hanya terlihat dari kekerasan fisik, tetapi juga dari penyimpangan dalam tata kelola hukum, dan mencatat bahwa kedua belah pihak telah melampaui batas kewajaran dalam bertindak.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Artikel-artikel dari perspektif liberal menyoroti isu premanisme dan korupsi yang mengakar dalam konflik lahan di Kemang. Mereka menekankan pentingnya perlindungan hak-hak masyarakat dan mengkritik tindakan kekerasan serta manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Ada penekanan pada perlunya reformasi hukum untuk mengatasi budaya premanisme yang merugikan masyarakat luas. Dari sisi Konservatif: Artikel-artikel dari perspektif konservatif lebih fokus pada klaim PT Lippo Group bahwa kelompok pendudukan lahan bukanlah ahli waris yang sah, melainkan preman. Mereka menyoroti tindakan pendudukan sebagai bentuk pelanggaran hak milik dan menganggap bahwa kedua belah pihak dalam konflik telah melampaui batas kewajaran. Ada penekanan pada penggunaan senjata dalam bentrokan yang mencerminkan peningkatan eskalasi premanisme di Indonesia.