Jonathan Frizzy Ditetapkan Tersangka Kasus Vape Obat Keras, Tidak Ditahan dan Dikenakan Wajib Lapor

Date: 2025-05-07

Category: Korupsi

Rangkuman Artis peran Jonathan Frizzy ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus sindikat peredaran cartridge vape yang mengandung zat etomidate, obat keras yang tidak memiliki izin edar. Penetapan status tersangka terjadi pada 3 Mei 2025, dan Jonathan ditangkap sehari setelahnya, pada 4 Mei 2025, di Bintaro, Jakarta Selatan, setelah sebelumnya polisi menangkap tiga tersangka lainnya, yaitu BTR, ER, dan EDS. Jonathan berperan aktif dalam jaringan ini dengan mengatur pengiriman dan memfasilitasi kurir untuk membawa barang dari Malaysia ke Indonesia. Meskipun ditetapkan sebagai tersangka, Jonathan tidak ditahan karena alasan kesehatan setelah menjalani operasi, dan ia dikenakan wajib lapor. Ia diduga terlibat dalam komunikasi dan pengaturan terkait pengiriman zat etomidate, termasuk membuat grup WhatsApp untuk membahas proses tersebut. Jika terbukti bersalah, Jonathan terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun dan denda hingga Rp 5 miliar.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Dalam artikel-artikel yang memiliki perspektif liberal, penekanan diberikan pada kondisi kesehatan Jonathan Frizzy yang menjadi alasan utama mengapa ia tidak ditahan meskipun berstatus tersangka. Ada perhatian terhadap proses pemulihan pascaoperasi yang dijalani Jonathan, serta sikap kooperatifnya selama pemeriksaan. Artikel-artikel ini juga menyoroti pentingnya memberikan kesempatan bagi individu untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dari sisi Konservatif: Artikel-artikel dengan perspektif konservatif lebih menekankan pada aspek hukum dan tindakan tegas terhadap Jonathan Frizzy sebagai tersangka dalam kasus peredaran obat keras. Mereka mencatat bahwa Jonathan terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda yang signifikan. Selain itu, ada penekanan pada peran aktif Jonathan dalam sindikat peredaran vape, termasuk pembentukan grup WhatsApp untuk mengatur pengiriman zat terlarang, yang menunjukkan keterlibatannya yang serius dalam kejahatan tersebut.