Pelatihan Ulang Petugas Dapur Umum MBG dan Serapan Anggaran Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

Date: 2025-05-07

Category: Bisnis

Rangkuman Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan bahwa mereka akan memberikan insentif kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berhasil meningkatkan kualitas layanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa insentif akan diberikan berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh lembaga independen, yang akan mengklasifikasikan SPPG ke dalam kategori unggul, baik sekali, dan baik. Program ini dimulai pada awal tahun 2025 dan saat ini baru menjangkau sekitar 3,5 juta penerima manfaat, dengan target mencapai 82,9 juta orang. Namun, program ini menghadapi tantangan serius, termasuk beberapa kasus keracunan makanan yang terjadi di berbagai daerah, seperti di Bandung, Tasikmalaya, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Dadan menyatakan bahwa penyebab keracunan diduga akibat makanan yang dimasak terlalu awal dan tidak segera didistribusikan. Untuk mencegah kejadian serupa, BGN berencana memperketat prosedur distribusi dan melakukan pelatihan ulang bagi petugas dapur. Selain itu, anggota DPR juga mengusulkan agar BGN membuka kanal aduan resmi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas program. Meskipun Presiden Prabowo Subianto mengklaim keberhasilan program ini mencapai 99,99 persen, kritik muncul terkait pengawasan dan kualitas makanan yang disajikan, dengan beberapa anggota DPR menyoroti adanya ulat dalam buah dan nasi yang keras.

Analisis Dari sisi Dari sisi liberal: Tidak ada perspektif liberal. Dari sisi Konservatif: Anggota Komisi IX DPR, Muazzim Akbar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG), menilai bahwa realisasi anggaran yang baru terserap hanya 3% dari total Rp 71 triliun menunjukkan potensi masalah serius. Ia menyebut program ini sebagai "bom waktu" dan menyoroti kurangnya pengawasan dari Badan Gizi Nasional (BGN). Muazzim juga mencatat temuan masalah kualitas makanan, seperti buah yang terdapat ulat dan nasi yang keras, serta meminta evaluasi menyeluruh terhadap program ini.